jendela nella s wulan ,

jendela  nella  s wulan     ,

Jumat, 03 Desember 2010

tusuk gigi

tusuk gigi

hay, tusuk gigi betapa identik dengan berlubangnya gigigigi kita.

meski belum dipakai layangmelayang pada tiada bagusnya alat

cabik dan pengunyah makanan yang akan melorong dikerong -

kongan sebelum luncur dilikaliku usususus pencernaan.

namun kali ini tusukan gigi ini kugunakan tuk menjentik angin yang

tebar di meja. sejauhmana suatu jentikan pada satu batang kayu

mahoni yang meripis tipis hingga penting dilubang gigi. sejauh itu

pula seolah satu helai mimpi kujelang. terkadang demikian hampir

mendekati benar namun seringkali pun meleset. bila loncatan di 20

cm jarak, maka inginku sangat sederhana. namun mudah dicapai.

ketika lesatan tsuk hingga 40 bahkan 50 cm atau lebih, maka apa-

apa yang sedang kuingini akan kujalani dengan suatu pengorbanan.

bukan jentikan tusuk gigi penentu indah tidaknya menitku mendatang

memang, bukan pula corakkan apa bagaimana alur kasihsayang ini.

apalah, hanya keping tipis tusuk gigi! namun bila tiada pun cabe atau

sayuran menyangkut akan pikukkan hiruk.

secuil benda sekitar tetaplah penentu bahagia akan perbincanganmu,

teman. hanya ripis tipis namun ia bela, ia bela gigigigimu. tuk manisnya

senyum ketika berjabattangan. tuk sungging indah ketika siapapun me -

manggil, dan kau ucap : "hay, aku disini".

lalu kakikaki meja mengukuh, lantas kayukayu meja menguat dan ujar :

"ragam orang duduk berbincang di mejakursi ini, berbeda pula apaapa

gelayuti alambenaknya. oh manusia ...!" tusukgigi senantiasa di meja itu,

ia senyum di sunyinya meja temaram. selalu begitu.

********

bdg, 14 Nopember 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar