jendela nella s wulan ,

jendela  nella  s wulan     ,

Senin, 27 Desember 2010

pada lelap

pada lelap


ketika lelap, nafas lelakiku menaik menurun. dada bidang seirama detak

dag dig dug berpacu tik tak tik tuk dentang jam dinding. hening selimuti

semak pacuan benak pada pagi siang hingga senja ditempat kerja, demi

cukupi anakanak istri dan bintang citacita. ketika lelap, sunyisenyap se-

sekali perlahan kau desah namun kau tak dengkur. tak eksotik pria tidur

dengan lelagu gergaji sembari pejam. akan kuamati setiap gerak inchi

perinchinya berkawan nafasmu yang senyum. hanya bila usai marah nan

dongkol kau sesekali igau, ceracaukan suara kabur bagai lelaki gemuk

tergopohgopoh betulkan letak celana melorotnya sebab ikatpinggang lu-

suh yang telah pula melorot.namun sesekali hanya. kita saling ingatkan

dengan apa saja bukan? dari halus jemari hingga sentak yang sontak.ah,

hidup memang pergumulan silang arus yang debur. apapun bisa jadi pemi-

cu. dan banyak nian kawanmu, namun aku .. aku berteman hanya pada

helaihelai kertas bertabur gores pena, pensil dan bebintang. ia terkadang

bertandang tuk mintaku menikmati harihari dengan sukacita hingga rasa

syukur gejolak tanpa tiup peluit. pagi tak gaib apalagi malam, masih mem -

bujur setiap ujar sebelum lelapmu, wahai suamiku, selamat malam.mimpikan

aku sajalah setelah panjat doa dan lelap menulis istirahmu yang fantastik.


*****

bdg, 27 Desember 2010


Tidak ada komentar:

Posting Komentar