jendela nella s wulan ,

jendela  nella  s wulan     ,

Sabtu, 28 Januari 2012

TELAPAK

selalu bintang bintang setiai bulan walau tak senyala pijar kemarin
wahai, adakah tangan lain genggam, untuk suluh di lengan bahu
kini, sebab bumi indah _ adalah terang lilin lilin
sebab kidung alam _ adalah gurat senyum
telah kau bawa lembaran rindu, semi hingga kapan tak terduga
kau toreh desau nyala dan kusam, tarikan lurus lengkung dan kelok
catatkan nafas dengan warna tulusmu, karena ia bersinar seiring
bebulir langgam mesra, tak pada pesona lain, masih di telapakmu,

apakah itu masih matamu? ketika terduduk rindu, cekam
ketika itu kau pandangi tatap tatap dari pintu lain
rok rok wanita itu berkelakar, putar putar di lutut dan mata kakinya
kau tertawa, menyeringai _ tentu tak ingin ku lihatnya
menjauh saja, bila ketentraman sergapmu sedemikian
betapa sesak, seteru piuh perlahan bertandang
badai terasa meruncing tanpa deras doa

membening doa, bahwa harum mentari masih merimbun embun, ia tiba entah dari hati ataubeberapa penyimak tekun memahat riuh dan senyap
di lembaran hatinya, telapak memilah lurus lengkungnya nyala api
untuk keindahan bait bait, yang terbentuk dari senyum dan air mata
betapa hidup, tak seperti membolakbalikkan telapak tangan
ada guratan garis garis di sana, kian tak kupaham bagaimana mengejanya
: larik larik muram_limbung pandang, pun larik terang, euforia ketulusan yang tak basa basi
lafadzku padamu, bijaksana darah yang menggelegak sedari lalu

tempat di mana endap setiap rasa, dan terkadang terbendung benci, hembuskan sahara yang tawahai Allah, Kau cipta kami , menggerai_ terkuak dari pintu derit nestapa
juga pintu syukur , padaMu penggenggam cinta dan hidup matiku

: katakan, di mana aku kini? sebab terkadang telapak kita berjauhan


*****

bandung, 29 Januari 2012


bandung, 28 Januari 2012

Rabu, 25 Januari 2012

BADAI MATAHARI

1/ ketika jelang

tangkap, tangkaplah pandang akan aurora_yang mungkin muncul
di badainya matahari nanti. itu sebab kidung angin betapa
merdu melambai piuh. alamku_ senandungkan gigil, dari pagi. deru kibas
dedaunan, seperti limbung reranting didenting arak . mana
genggam, mana genggammu yang nyalakan tabah puja puji padaNya


2/ pukul sebelas, duabelas malam

masih di sini, angin menari layang_meski tak semeriah hari kemarin. ketika malam pukul
sebelas taburan kilau bintang bintang meruah cemerlang. lengkung lentera hadir. aurora
sapa bumi indah_menawan. senja ini menarik jendela untuk turut cengkeramai kisah badai
matahari, meraba bumi, merasuk pesona. sebagian aliran listrik sekitar kota padam, tapi
rumahku tetap terang, senyala rindu yang tak terhalang. berselonjor tungkai akan hidup
yang masih kelak.genggam takkan terhalau,masih mereka ucap dusta? badai ini ialah dampak
pijar surya. peristiwa langka dideras kisahkasih pengembara bumi. gelombang gelombang aliri
darah dan tetulangku, degam akanmu. menjalar pijar mentari tembusi
planet planet lain, menjalar pijar doa menikamku

*****
bandung, 25 - 26 Januari 2012

Senin, 23 Januari 2012

MUARA ANGKE

ketika awan di angin menguak ratusan lembar gelombang bunyi bunyian
begitu pun mata, hidung, mulut_menguar beragam pandangan di benak,
tempat kita taruhrasakan manis pahit asam pedas dan anyir

angke, muara angke layang jumpa riwayatmu. disambut rerupa aroma
asin anyir laut dan sirip sirip, di lima menit awal kedatangan. berjajar wa-
dah ikan gumuli pecah gerusan es balok. daging ikan,sebentuk nyata,dibeli
tawar sesekali dirubung musik dangdut juga dayu pop melankoli. penjual
agak bergoyang, pun ikan ikan: ayam ayam, salmon, kerapu, kue, bawal,
kepiting, udang dan kerang. mulut mulut batu esnya giat memanggil pembeli.
penimbangan, pintu ritual kejujuran. sekian kenakalan akan layukan selera
protein, kembangi kecewa. meski tetap kepul arang arang batok undang
lezat pelupuk, perasa dan perut. aroma asap warna ciptaan bakar. angke.

*****
jakarta, 22 Januari 2012

Selasa, 17 Januari 2012

SOSOK


lilin lilin disejumlah usia, merapat nyala dari jingkat jarum jam
angin hembuskan senyum, duka, lara dan khidmat bahagia ditorehnya kekanan
tiupan ke beberapa bagian, padanya derak tulang tubuh tak henti terang
walau kelam sekitar, di gemuruh remang. riuh hembus menolong, menerus di niscaya

suatu hari nanti, akan ada yang jadi malaikat, bukan dari ia yang berpuing puing
barangkali ia terbuat dari lilin, yang setiai nyala pada daging darahmu
keindahan tabahnya halus, terkadang gejolak seiring muncul syak manusiawi
berdiri terduduk terbang, membawa sepotong ruh yang catat apapun untuk terang

*****
bandung, 18 Januari 2012

Senin, 16 Januari 2012

SAMPUL

telah jelang malam, bersampul senja lembayung
pada yang menata diri, barangkali uban pagi_ialah
sampul terindah
berawal keindahan , apa bagaimana relungmu ?
berupa gulungan angin atau kumparan debu?
yang teronggok dan sebagiannya melayang layang
menembus gugusan impian
gerusan petir sesekali menghentakbuyarkan lamunan
jaganya, menjadi larik jernih di sebuah pagi yang genggam
huruf huruf menyampuli tulus doa

telah jelang pagi, masih obornya hangati
daging tulang di nyala cuaca
ada bisik menyalut , salurnya
bahwa sepatuku biasa saja
bahwa apa adanya diri di bumi ini

padahal jika membahu, saling menyampul
tapi ia membuat sampul, entah berwarna apa

*****
bandung, 17 Januari 2012



Jumat, 13 Januari 2012

ANGGREK

anggrek ungu jingga berlayar dengan angin,
dengan perahu cahaya dikecipak asin manis
airmata, melabuh di teduh daratan di mana
jumpai teman,sahabat bebunga warnai layar

. . .

*****
bandung, 14 Januari 2012, Sabtu 02.50 wib

Rabu, 11 Januari 2012

LEMBAR ALBASIYAH


jika dihadapanku hampar lembaran albasiyah, maka kutulis senja jingga ,
seharum rapal ucap biru di kelokan birai jejalan . wahai kerlip bintang tiba
engkau memercik di lembarnya hingga menguntai kilau kata, jadi hidupku.
gerombolan orang di sana berbincang sapa, bersenandung pagi memilin
menit menit. malaikat bergandengan, duduk di bandul lompati himpit detik.
senyum ia, merapal doa dari sejumlah kisah yang telah dan akan melayar.

perbincangan mereka _ muasal kita, dengan ihwal dari imaji konon. berbeda.
padahal susunan kita sama, pun wajah: bermata dua, beralis, berbulu mata
tuk menangkal piuh debu, hidung berlubang aromai harum tidaknya bebunyi,
telinga dengan daun lunak: genggam bebisik dan teriakan,bahumu lebar dan
aku tidak, dada lengan serta kakimu kekar, tapi wanita taklah demikian. tapi,
tapi mengapa ia mampu terbang layang jauh ke samudera,kita tidak_atau be-
lum? tapi ia telah hangat berpeluk dengan jilidan kisah gores penanya,kita be-
lum? ia, telah dapat memilah birai kelok dan lurus jejalan, kita sedang(kah) ?
terus menelusuri sejumlah suluh untuk nyala dengan tentram, dengan ihwal
dari imaji konon.

ketulusan rapal, mencahaya tentu, halau gemerincing sorak ucap _ darinya
tak sesuatupun paham esok dapat menjadi apa. lantas tiada balas tuk cibir
yang percik. bahwa senyum rapal menguatkan, di manapun adanya. getar
dari nangkup jemari kadang kepal di saku celana,di sarung, di mana kau ada.
dan malaikat menyaksi, pegangan. kecupnya di rapalmu, lembaran albasiyah.


*****
bandung, 12 Januari 2012

LILIN LILIN RAGA

kau Kekal , simak setiap detail ayunnya dampal, dengan
tak sedang berputar putar kitari sepatu kulit coklat dan
hitamnya bukan? semakin uban ia, melentur tungkainya
dibalut. nanti bila tiba masa di mana tak terbendung lari
akan perjumpaan padanya, sampaikan bahwa kian lentur
kelak sepatunya sambut tetes tetes telaga relung yang
barangkali kian kering. tapi menerus dibendung doa ter -
baiknya,tentu.

semoga sang Penyayang setiai setiap detil ke mana darah
riapkan sela sela tetulang. memerah ia dengan segar untuk
membangun kukuh pijar, hangat ia di lilin lilin ragaku.
sang Maha, Kau simakku bukan? ketika orang orang itu me-
mutari langkahnya, ketika semesti pepintu melebar oleh
panggung keindahan yang lembut akan kedamaian, ada saja
ketaktulusan sebuah keras , pekerti apa bila dering rimba di-
semai pada dagingnya. padahal entah lusa atau esoknya lusa,
kita menisan akan laku hati, tangan juga lampah jalan dan lari-
annya .

hingga rebak aroma bunga bunga menebar peluk di gundukan
setiap kita. tak putar putari masa, sebab kelak sua hembusan.
dengan lilin lilin yang tetap menyala, di relung, di raga.

*****
bandung , 11 Januari 2012

Selasa, 10 Januari 2012

ASOKA

ASOKA

menumbuh rimbun di tanahku _coklat,
tanahnya_ biru, tanah dia_merah, juga di tanah-
nya_ungu menyaksi lesatan burung burung api
sesekali kibas bebulu dari kuku kuku yang menari nari
hisap pucuk manis dan menerus dari tangkai tipisnya

bunga mini ini tak kulihat tumbuh di tanahmu, Ibu
pot pot keramik subur puji dari decak pejalan, yang lalui rumah
: ada puring, mutiara, nusa indah_lebat dedaun teduhimu
reranting lunak kau anyam menjadi tas

bunganya, sesekali tumbuh mekar di tepian alir darah
kau tekun memupuk, rindang halaman kita
juga mba mba giat sirami, hantar kudapan lezat olahan Ibu
sesekali kelopak aromai kue, namun tak rasa asoka
burung burung api sedari dulu ada, menari di lentur kuku

di landai dan tebing rumah rantauku
muncul keriangan asoka, Bu
ia tegak dengan cinta, tanpa kuundang
ia, keindahan dikukuh batang, memberiku bahagia

* A S O K A

grows benyamnly on my land_chocolate,
his land_blue,her land_red, also his_purple
staring at fire birds fly rarely blows feathers
from the dancing nails
kiss up sweet bud and grow in thin twigs

there were no small flowers on your land, Mam
ceramis vases in densely sweet words of walkers
: there_ puring, mutiara, nusa indah_ of shaddy leaves
soft twigs became the nice bags

flowers, rarely grew on the side blood
you did good to feed, our yard was cool
mba mba were also watered them daily, by giving cakes of Mam
delicious petals, but no asoka up there
fire birds flew up, danced on the soft nails

on some good and cruel houses of my moving
there must be cheer-smooth asoka, Mam
they stand up lovely, by no inviting
the beauty that grow on great trunk, make me happy

*****
bandung, 10 January 2012

Jumat, 06 Januari 2012

TERPAAN


berdentingan angin di belahan bumi tak bertepi
mengendap sabar ini senja pagi
: langit berpetir, untuk hentak membawa terpa
pohon kian teguh, pancangi dedaun
yang beri rimbun pada bunga
tetesan embun tetap , tak ia merahasia
di kemukus hati, usah limbung
nanti akan simak denting, juga sebab angin
ialah ? _ dihelai helai retak dan sejati kisah

*****
bandung, 06 Januari 2012

Minggu, 01 Januari 2012

TERBIT 2012

: Happy New Year

adakah kasihsayang akan tergopoh gopoh
bertarung dengan lambaian debu debu
begitu saja menggempur basuh wajah wajah
kemudian, bagaimana dengan sepotong hati?
adakah diracik, menjadi ramuan segumpal cerlang?
barangkali telah dan akan selalu menangkup api

kembang kembang api menari nari
percikan pendar, menggoyang nyanyian malam
langit malam bersorak sorai, pesta langit
ketika bulan tak nampak bertandang pun bintang bintang
lambai kilau menetapi langit disetiap penjurunya
terompetkan masa baru

melenggang piuh timbunan senyap
untuk mengembara dilangkah ada, jalanan fana


*****
bandung, 01 Januari 2012