jendela nella s wulan ,

jendela  nella  s wulan     ,

Jumat, 03 Desember 2010

puisi kasih pada tanah, air, udara

Tuhan merindu ratap

: Mentawai

lemas aku betapa lunglai

tsunami lambaikan sembilu

deras menderas gempur

Tuhan tidak sedang bercanda

Ia merindu kita diratap teramat deras

airmata kusamarkan pada badai

agar menggulung hanyut segala lara

Tuhan merindu ratap kita

barangkali seusai linang, semarak tali kasih

temalikan erat persaudaraan

pada puing kayukayu, poranda alam

disosok tabah yang sabar

kelak, pepohon kembali tumbuh, kokohkan lahan

barangkali Tuhan merindu ratap

*****

rahasia bandang

: Wasior

aku memahami bandang sebagai rahasia

ketika semesta meranggas

banjir tiada bendung airmata, ia hanyut

harus kau senyum, wahai saudaraku, lekukkan bibir

pukau kabut lara, enyahkan lekas

selalu ada percakapan dari doa dan harapan

: tanah esok akan menyubur kasih

*****

mendingin bedakmu, bu

: Merapi

dinding perut gunung telah semburkan lahar

o merapi, belumlah lelap

tiada pulas debudebu memoles segala pepori

abu bedakki wajahmu, bu

melekat tanpa sempat dibasuh

ibu, luruhkan linang pada pujapujiNYA

biarkan leleh bersih bedakbedak itu

menjadi dingin, menjadi dingin

wajahmu kini dialas lahar dingin

pepohon, jejalan, rumahrumah masih berbedak debu abu

o merapi, pulih pulihlah

terbanglah debu, hingga bersih rerupa wajah

mendingin pula bedakmu, bu

*****

bandung, 26 Nopember 2010

~ Nella S Wulan, lahir di Semarang, 9 Januari. sekarang menetap di Bandung.

Lulusan UPI Bandung. Penyuka puisi dan cerpen.

http://hasfapublishing.blogspot.com/2010/11/antologi-puisi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar