jendela nella s wulan ,

jendela  nella  s wulan     ,

Kamis, 28 April 2011

PERHELATAN

PERHELATAN

by Nella S Wulan on Friday, April 29, 2011 at 12:36pm
Your changes have been saved.

: Pangeran William & Kate Middleton


kemarin masih kita menyaksi tayangan slide kanak kanakmu

dengan bapa serta mendiang ibunda

berjalan santun, berucap bijak, kelakar hangat mengulum permen


kini, prahara kisahnya mempersunting cinta yang agung

melankolia prosesi

berperisai baja singa, kuda tanduk, kerang laut merah

iringan harpa mendawai setiap gerak ikat kaus kaki biru

pun kekasih yang kau pinang, ia berpita di tiga reranting

membawa biji biji pohon yang kelak membumbung kasihnya di luapan

danau distrik negeri

menikmati keriuhan dengan bermain ski, penawar libur di musim dingin

syal syal suluhapikan kehangatan


barangkali kau akan lupa pada nyala belukar, sebab menyukai gelap

lengan lengan reranting, dahan serta batang pohon di kebunnya

setidaknya hari ini, sebab cerlang menyuluh dijemarimu

sebab benderang syahdunya altar dengan tenang baramu

membuar kasih mengaura keagungan


nanti ketika tamu tamu menjabattangani

akan kau simak pula senandung mawar putih, jingga, merah, gardenia dan dahlia

bahkan edelweis bebukit pun lirihkan alunan sonata opus 28 rumput kebunnya


ini adalah hari pangeran sempurnakan impian crown imperial di westminster abbey

:

congratulations!

*****

bandung, 29 April 2011

PERSEMBAHAN

by Nella S Wulan on Thursday, April 28, 2011 at 8:50pm

kepada PUJANGGA

: chairil anwar


bahwa seribu tahun inginmu hidup lagi, Chairil

gemakan kepak sayap bulu bulu halus pun rambut hayat

dulu, dengan mengepal, menunjuk, serta teriak

ku deklamasikan 'aku'mu

bagai api membarai ruang kelas sekolah dasarku

:

*kalau sampai waktuku, ku mau tak seorang kan merayu

t i d a k j u g a k a u !

. . .

sontak riuh gemuruh tangan tangan bertepuk

kudukku bergidik! menggaung rapat haru jari jari

menangkup ujar syukur


Rabb, sejatinya Pujangga Chairil Anwar ingin hidup seribu tahun lagi!

senampak senyum Tuhan, Menahu IA


***


SERINGAI SAHABAT RANDU


kau rasaikah ini seminya musim? entah ujar apa tepatnya

sebab tiada menentu lazuardi seringaikan halus angin

merindu randu yang tumbuh di rerimbun dedaunan, ia merebah

nantikan hadirnya semilir pun repih randu

selayak salju di gulirnya musim dingin

baluti ia dengan seringai cerlang, sehingga gigil tak seronokkan diri

masih semak menepi, ia biarkan rumput rumput menyeringai salju

agar berjingkat orang orang sebelum bersandar mengayun lamun


***


MALAM JUM'AT


basuh, basuhilah raut juga kepalamu

ini adalah menit menit ketika Arrahman ramah menyapa


kemari, merunduk, tundukkan permadani di haribaan

hingga memahligai relung, hingga taburan doa lelapkan decak


berapi api bebulir menafsir lafadz

mempersembahkan tulus cinta


***


TELAH LARUT BINTANG


tak memaksa lembayung hantar bebintang bersorak

candai lilin lilin yang kita gamit rapat, jarimu di jariku

apinya memendar, dari sumbu ia berdiri beradu lentera

ayo, kita lilinkan segenap mata hidung telinga juga mulut

barangkali kelak tak memburam, tersebab telah larut bintang

kita nyalakan di buku harianku sedari kini

lantas ingatan pun mengasah, pantulkan kelupaan akan gelap


melarut bintang kawani luas dawai : hening bulan

lirih mendentam dentumkan sinar, teruntuk kini menanti esok


*****

bandung, 28 April 2011

AZZURA


semilir bahkan cabikan angin adalah senyum Allah. IA, Penguasa cipta semesta
dengan cinta. mestinya Ia pun senyumkan tangan tangan dan kaki sembari me-
mikirkan apa yang dapat membahagiakan alam ini. terkadang hantam badai hi-
asi helai. layaknya adam dan hawa yang konon hanguskan kesekian awal ciptaan.

kita dilahirkan dengan indah bentuk. syukur dari tawa pun sesenggukkannya air
mata muarakan kasihsayangNYA. sebab hidup adalah biru langit. sebab manusia
diperkenankan memilih bahagianya. segenap cinta , rindu yang semarakkan laju
tapak tapak. diharibaan, direbahan, direngkuhan sejatiNYA. bahagia,berbahagialah
mereka yang terantuk kerikil kerakal pun tetap senyum. adanya juga dicipta.

buka jendela pintu tuk azzuramu. bila kini belum membiru, esok barangkali ia kibar-
kan warna kasihnya. membisik : ia akan baik baik saja ...


*****
bandung, 28 April 2011

Rabu, 27 April 2011

DI MANA KUTANAM POHON


di lahanMu, Allah, penggenggam bumi seisinya ...

*****
bdg, 27 April 2011

J I G S A W

kau tahu, beberapa dari mereka tertawa. cekikikan pun berbisik mengolok
olok. ini deras memang basuhi jigsawnya petang. awan awan telah bertualang
hingga mengonggok menyabit serpih, menjadi gerimis pun guyur lebatnya.
mestinya aku tahu kata kunci apa ku stel, hingga dapat kunyala padamkan ku-
curannya. langit tak sedang bergurau, mereka pun tak mesti terbahak.

segulung sejuk pun, aku dapati kabel kabel jalarimu. tak seharusnyakah dekat?
padahal bentangan sedemikian luas. jigsaw keloknya seliku cakapmu. ketika
nanti aku tertidur, ingin kudapati buku doa kemilau. akan kususun sedemikian
rupa hingga tiada berkelok dentuman porandakan lelapku. pelikkah ?

rak rak kayu aromakan pelitur buku tebal dan tipis. akan kubeli nanti. kudapati
pula kunci kunci hati, entah siapa yang mengapkir. tak seorangpun menguncinya
bila kuingini terbuka. sejenak pejamlah, bila kelak mengabar catatan perjalananmu
beserta pepintu yang dulu kerap berlubang, menggedor gedor kasihNYA menahu.

*****
bandung, 27 April 2011

Selasa, 26 April 2011

BERDEPA DUPA

BERDEPA DUPA


lihat, lihatlah mengasap dupamu!

rintihkan bebulir air airmata: bulir kesatu ber'ain

bulir kedua ayatkan surat pun seterusnya

melarik surat, menjilid akan juz juz lafadz

:

lalu jemari mana kutusukkan telunjuk bagi keindahanNYA


mengampih riwayat dupa leluhur

untuk membasahmurninya kitab bebahu muhammad

simak, rasakan!

bebulir menggelincir

*****

bdg, 27 April 2011

DI SINI, MERUPA LELANGKAH




Nella S Wulan April 26 at 10:48pm

PUISIKU : M ISOLO EL VIVO ( SENDIRI DAN BERTAHAN )

DI SINI MERUPA LELANGKAH


kini apa yang akan kau ucapkan? ketika terduduk aku memandang rumput rumput api yang kujejak di perigi kebun. pun topi berhamburan menunduk gapai ingatan akan purba pancarmu. semai lagi, kutabur semi di rimbun dedaunan. merupa penghargaan akan rindu membiru. telapak telapak tanganku menjinjing mimpi senyap. dari indah senyum ketika berlompatan ia memburu embun, embun pagi. sedari petang telah sematkan tabungan cinta. ia kini dan esok.


kesendirian merupa langkah. kau, kau pembuatnya. mencetaklah ia pada lembar lembar bisu. hanya simak huruf yang terkadang lembut membisik: akan kau bayar dengan apa, sehingga jemariku takkan gontai mengeja detik. bila terlalu cepat, jam jam bahkan bulan dan tahun barangkali menanti kabar. kini bertahanlah ia, aku serta mereka. genapi petak petak semak sehingga melapang. dan engkau semestinya berdoa pula. persembahan untukku, ia dan mereka. sebab sehangus asap pernah hampar. sebab ombak menyeru di mana mana.


Ia, Ia-lah Tuhan, Arrahmaan . memberi tenang dan damai. di mana pun adanya.


*

*****
bdg, 26 April 2011

OH TUHAN !

oh Tuhan !

lecutku dicekam gema rasa yang tentu Kau cipta
terpasung di rimba belukar hati pun Kau penggenggamnya
oh Tuhan , mihrab apa lagi Kau bawa untukku
inikah kerahasiaanMu bagi manusia, yang bergidik simakki
dedayung leluhur

*****
bandung, 26 April 2011

GORES NOCTURNE


ketika aku adalah aku,hela setiap riakku di kanvas rindu. akan damai,Tuhan, akan setia teman dan pepohon juga ranting dan bebunga. ketika membuar rindu, terbentuklah cinta disegenap tapak. ketika cinta adalah hidup, menguntai keindahan huruf huruf, gambar, debu, semilir angin. serta mata, tangan, kaki cinta. tiada melulu bibir, nafsu pun cakap kata. namun ia memahat dimanapun relung memedar, memalung. bila kini serta esokku adalah rindu, ia dawaikan lafadz semerdumu bersenandung. tembang serta doa doa...

*****
bandung, 26 April 2011

LELAJU HAYAT


angin pagi penjuru benua hantar kebaikan
kau tiada hembuskan bebulir fitnah,kan
sebab damai kita huni bumi, masih injakkan
telapak kesepuluh jemari di lapang petak

lihatlah, rasakan ! sedari siang ke senja yang pagi
endap endap mentari tak berebut wadah lembayung
setia ia menanti mihrabnya tembang doa
ia memanggilmu di kesejatian cinta, ia cakram pelukmu
lantas aku akan baik baik saja, kekhawatiran adalah rindu pagimu
tidur,rapatkan pelupuk usung mimpi beserta esok
hingga datang cawan mawaddah mengetuk dentaman
sahut menyahuti sehayat rerumput kitab yang torehkan pena
akan rimbunan kasih sayang, bermoyang adam hawa membuah cinta

dan kujaga roh dibalutan hayat, beserta anak cucu kerabat
disegenap dunia mendoa sebab lelaju detak hayati
buka, bukalah mata relungmu

*****
bandung, 26 April 2011




Sabtu, 23 April 2011

KITA RAYAKAN !

KITA RAYAKAN !

by Nella S Wulan on Saturday, April 23, 2011 at 2:04pm

21 APRIL ; KARTINI


wanita cantik negeri ini dari jepara

memeram harap di lembaran benteng

bercakap pada lentera

menganvas lukis tampil dibenderang sejati

kau menyurat, surati tetunas risalah resah


**


23 APRIL ; HARI BUMI


usah geram bumiku

usah menjeram tebar debu debu reruntuhan

dari komet, ataulah planet lain


sepak sepakkan bebatu di lapang tanah

hingga kubang merangka untuk tungkai kita

hingga menghangat sejati helaan


**


23 April ; HARI BUKU


abad 16, 23 april sir william shakespeare lahir

lalu mencetak buku diusia dewasanya

ia wafat ditanggal itu pula,


bangsaku bersutasoma juga negara kertagama

mpu tantular dan mpu prapanca awali debut

mengeja lorong khazanah jendela


*****

bdg, 23 April 2011



...

could be a great day

then such praying have said so

i'll take care , surely

...

Jumat, 22 April 2011

BERJUMPA

b e r j u m p a

kau jumpaiku? ya, di sini aku menguntai hela dari tarikan
sepatu hitam favoritmu
ku jumpaimu? dengan punguti yang terserak dari segenap
dirimu, setiap adamu memuisi!

puisiku menggelombang di rambutmu, di alis, di kening, di
mata, di bibir, di telinga, di leher, di bahu, di perut, di lengan,
di lututmu, di pangkal dan jejak kaki kakimu. selalu berlari
mengejar detak detik. mengayun tegap menyapa segenap
gerak muda mudi . melantun serenande almanak. disaksi ra-
gam duyunan mata. masih memuisi. serak di semak mengge-
rak derak. tiada serak.

puisiku meriak masih. pada asahmu asih. kian mengasah.
berjumpa membasah. ya Kariim, palung demikian meruah.
kutitip rekah memuisi indah kisah disetiap jumpa

*****
bandung, 22 April 2011

Senin, 18 April 2011

SAPA PAGI

SAPA PAGI

by Nella S Wulan on Tuesday, April 19, 2011 at 8:08am



selamat pagi ! telah kuimpikan embun pagi ini hadir. masih.

walau tak kuasa baca gelagat purnama malam tadi. seluas

pandang. bak pemain sempurna tampilkan wiwaha. di langit.

cakrawala ia pasung. membidak anak panah, membusur pe-

lanai alam. genangi setiap relung.


tak kan jemu aku rasai sapa. kau tahu itu. larik lariknya beta-

pa tropis. sejuk. syukurku di bangsa indah. meriwayat santap

hidangan tiada kelu. di selasarnya, lengan mentari hampar.


pagi ini, di meja terhidang nasi goreng . kepulan orak ariknya

menjabattangani segala kunyahan rasa. berbumbu sederha-

na: bawang merah, putih, kencur, garam , kecap dan royco .

ah, secangkir kopi dan mug teh pahit akrabi lelaju berita tele -

visi pun surat kabar . semacam menu pagi handalan. meja tak

senyap. bersimbah kisah ia menguntai pernak pernik hari.


*****

bdg, 19 April 2011

·

Jumat, 15 April 2011

PARHATU

p a r h a t u


seketika ku mengingatnya. ya, sekitar sewindu lalu ia adalah muridku.

ia terpandai di kelasnya. parhatu, ya parhatu. siswa cerdas yang terkilir

karena kertasnya dicorat coret suatu dogma muslim tak dikenal. barang-

kali kusam entah bagaimana sebab orang orang memperbincangkanmu .

lantas nasehat bercucuran luruskan kelok tempuhmu. tak kutanyai detail.

mereka yang berwenang telah sampaikan tangan bunga, bunga tangan

untukmu.


namun aku tentu bukan parhatu. terkadang terkilir, seperti orang orang

bila terengah berlarian tak tengok kiri kanan. atau bila bebatu nyempil di

ruak rerumput kering dan basah. sesekali kita lalui semak ilalang bukan ?

entah belukar lereng desa ataupun semak kota.


di mana kau kini, parhatu ? mestinya telah dewasa di musim detak kuak .

apapun, siapapun, bagaimana sibukmu kini? jejakmu tak kutahu. semoga

indah menapakki detik detik. sehingga pupuk pengetahuan menerusbaik

di kitab kitab esok. bila kau baca ini, parhatu, sampaikan salam sentausa

untuk teman dan sahabatmu. teman yang tak pula berduri . teman yang

membuat langkah menjadi damai. di lapang, di belukar lereng desa pun

semak kota. kerudung ingatkanmu bahwa Gusti Penyayang . kapan pun .

dentingkan doa menyapa angin. setia ia hilirkan mentari. pun bintang, ju-

ga bulan. sahabat bumi di reruntuhan debu debu komet.


*****

bdg, 15 April 2011


Selasa, 12 April 2011

PATRIOTISME

PATRIOTISME

by Nella S Wulan on Tuesday, April 12, 2011 at 5:15pm


1

pendidik berkode etik untuk tak melambai lambaikan kenakalan siswa di ruang kelas

ataupun kelakar kanak yang terkadang tak senonoh diusianya. pengajar genggam

harap cita indah tunas bangsa. sekumal apapun ia ketika becek lumpur menderu di

sepatu kanvas bila deras hujan, menolerir kekuyupan. ia mesti kobarkan semangat

baca meraih makna kekuncup.


2

briptu norman, betapa meriuhkan hampar media. menguak pro kontra. memanglah

kita dihibur oleh talenta seninya. berlaku salut bagi komandannya yang telah antar-

kannya jumpai Kapolri. temusua dan cakap. rekaman berdatangan. rizki tersampai

kan tiada duga. persembahan untuk ibunda, ucapnya memapar. pemakluman, pema-

afan sebab kabisa telah kembara. salut, sebab tetap akan ditekuninya karir di kesa -

tuannya. laku seni untuk suatu humanisme.


3

petugas apotik dan pejabat medis bersarung tangan kode etik. terhadap apapun rasa

diderita pasiennya, bukanlah untuk ditularsiarkan. sebab privasi terbentuk mendiami

gema aman akan kemanusiaan. perlindungan akan hayat dan roh. bila diketahui massa,

akan hal tak selayaknya, barangkali ketaksengajaan. pemafhuman yang tak mesti me-

ngemuka tersebab kotor nafsu suar.


4

ketika menyaksi film kisah nyata barat kemarin lalu, terkesima ku dibuatnya. apa pasal ?

sang komandan berdemokrasi praktis akan seleksi prajurit angkatan udara. pasukan

elang, bertahun tahun pula ia dedikasikan diri membela negara. tanpa ada yang tahu

bahwa ia bertahun lampau pernah menjadi bandit bank! menyandera orang dengan

pistol mainan! suatu maaf akan elang yang kemudian tetap menjadi kepak menya-

yap membela negaranya. lupakan debu badai. maafkan,biarkan ia melangkah laju. bah-

wa kita tak pernah tahu apa- apa yang akan terjadi esok.


matahari masih sinar ... !



*****

bdg, 12 April 2011


· · Share · Delete