jendela nella s wulan ,

jendela  nella  s wulan     ,

Rabu, 08 Desember 2010

semut di bebatuan

semut di bebatuan


tiada sendiri, semut di ekosistem yang tak menyendiri. ia bergumul

dengan kawanan bak hidup di istana. kini ku dihentak oleh semut di-

bebatuan. ia peluhkan langit buncit yang silaukan api. bebatuan &

tanah tempat cengkerama kilau percik api entah darimana. apakah

getah rangrang semburkannya? ia pun tak paham karena tak ada

bagian tubuhnya yang patah atau surut. bebatu hisap dari dasar

yang pasti bukan debu! sebab debu tak bersifat panas, meski agak

memburam tetap halus diterbangnya.


semutsemut merindu musim dingin, telah desember. mereka gembira

karena kisah salju diakhir tahun bersahabat dengan gumpalgumpal es

namun negeri semut selalu dapati salju serupa kulit domba kering!

menggumpal , atau bola randu yang melembab sebab disauh angin

dingin. dimana mesti rayapkan kaki? orangorang apa di gua sudut sana

mereka membuat api unggun, membakar daging kadal atau kelelawar.

rasa alot bila dibarengi dengan lapar yang teramat sangat, akan sirna,

lezat, barangkali hidangan apaadanya cukup menyehatkan. menitmenit

masih gigil dingin, mereka masih di gua, mencari aman. nikmati sedak

akan gurihnya daging kadal dan kelelawar. minum,ah dengan hujan saja.

bebatuan di belukar silau api. padahal musim masih dingin. kawanan semut

berduyunduyun menempatii lokasi lain, yang tak bahaya. trenggiling tak

ingin pergi, ia disana saja, kalaukalau ditembak lantas diawetkan orang,

gerutunya geram.ia pun membaca bagaimana alam mampu halaukan pedih.


hidup di hutan menempa setiap jengkal tubuhnya. semutsemut pergi dari

waktu ke waktu yang decak. ia punguti dan rubungi tulang ayam hutan

yang telah koyak diterkam pemburu juga harimau. kesejatian hidup apa dan

manalagi kini diperoleh insan semut, ah insankah semut? ia terkadang resah

serta kalap, namun di salju yang muncul di belahan bumi jauh sana, hilirkan

dingin pada bebatuan api. cakarcakar tajam dikedalaman hutan terkadang

dingin akan dinginnya kesederhanaan pepohon, yang rela merimbun. teduhi!

senantiasa dijadikan tenda bagi harimau dan kelelawar. pepohonan sesekali

tersedak,masih menyeru pembuluhnya akan bebasuh gerimis dan hujan.


semutsemut di bebatuan, jalani tanah likunya dengan pasir, masih didapatinya

: bebatuan. yang api pun dingin dan licin.


*****

bdg, 8 Desember 2010

· · Share · Delete

Tidak ada komentar:

Posting Komentar