jendela nella s wulan ,

jendela  nella  s wulan     ,

Senin, 24 Januari 2011

LELAKI PEMBAWA BINGKAI

lelaki pembawa bingkai

kunang kunang malam masih ada, berseliweran di meja. sudah pagi, karenanya tak amat kerlip.
suluh suluh mentari adakan cahya. beberapa buku robek sebab angin segala penjuru mengoyaknya. ah, harus
nya taklah sedemikian. dari utara dari selatan dari timur dari barat tarik menarik sehingga lusuh,
robek memerah lebam.

lelaki pembawa bingkai selalu datang, ia tahu peristiwa yang telah dari tahun tahun silam merambah daftar judul bab bab bukunya. "mari kubingkai robekannya," pintanya memohon.
agak berteriak kata melompat dari kerongkonganku,"jangan! taruh saja bingkaimu itu. kunang kunang sedang terhuyung, mungkin difitnah puyuh angin. tolong jangan abadikan robekan hitamnya helai helai itu, cari saja berita menawan, dari kertas indah lain .
sebab aku pun tak tahu apa yang diperdebatkan." kata kata lain di buku lain barangkali lebih merajuk warnanya. kusarankan ia untuk membingkai indahnya kasih sayang anak manusia yang bermasyuk biru diputihnya. ia kecewa, apalagi aku!

lelaki pembawa bingkai berjalan lunglai. ia belum lelah menjinjing bingkai dengan aneka bentuk. suatu saat nanti, kupanggil engkau tuk bingkaikan kisah apik yang akan, barangkali, namun aku tak menjanjikan. "ya," jawabnya, ia akan menunggu dan ke sini jumpaiku entah kapan.

melangkah ia, menendang kayu di jalan ... entah hingga kapan .

*****
bdg, 25 Januari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar