jendela nella s wulan ,

jendela  nella  s wulan     ,

Jumat, 21 Oktober 2011

MANUSIA POHON


betapa di sekitar manusia pohon itu bergerombol 
orang desa, orang kota,  orang samudera
mereka hirup semilir angin  , sejuk tarik dan hembus

angin
dengan semburat kasih, kibar hingga 
jingga kebiruan kening pipi dagumu
tiupan tak bertepi, sejauh sudut pandang_melambai engkau
senja tiba, "halau menepilah sejenak."
"baiklah,"  hembus terduduk merapal doa, sesekali usap 
punggung tangan sang pohon, semakin cekat_
bercahaya kian kayu kayu hingga dedaun

bila tiba bebintang, hingga lompatan  percik menimpa,
itulah saat dimana orang orang rapatkan riuh cintanya
dan manusia pohon 
usai lembayung senantiasa merindu kerlip
dan selalu kerlap kerlip senyawai senyap kayu reranting 
angin bersideku tiup hingga mengalun sepoi
ia merentang lalu, semarakkan rimbun dengan tarik hembusnya
pukaukan tatap hingga pandang semakin jingga kebiruan

kau, engkaulah manusia pohon 
dedaun julang tumbuh mengembang
tiada ucap gentar, tiada ucap terlambat menata rimbun
disenyum Sang Maha

*****
bandung, 21 Oktober 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar