jendela nella s wulan ,

jendela  nella  s wulan     ,

Minggu, 14 Agustus 2011

MERDU

merdu! selalu merdu kabar tentangmu, pagi. setia
embun dipiuh dedaun, pelepah juga mahkota bunga.

indah! indah selalu kabar adamu, sambangiku apa

adanya, padamu pun betapa apa adanya. cukup! cu-

kuplah aroma relung itu rebak tanpa pesta kembang

api, cukup! cukuplah senyum bentangkan rengkuhan

doa doa, padanya pahat keindahan cipta cintaNya.

meruas, melantun senandungi kalam


ketika siang, beberapa kerikil serapah . bebatu itu ten-

dangiku. apa langkah kuayun. bagaimana lalu? entah

kukira ia teman, tapi disiang ia berubah menyalak.

engkau siapa, wahai? betapa demikian wujudmu?

bukankah baru tadi pagi kta berbincang, bertanya kabar

siapa engkau? jaman dentang aumnya. sesekali limbung,

ia, ia dan ia betapa mengherankan di adab ini.


tapi tentu engkau tangguh . sedang apa, apapun sibukmu

tentu genggam doa doa untukku. siang kemerduan jadi

pontang panting, namun tak kuhirau bila engkau sehat

melangkah, tapakki merdu. setiap persimpangan, ada lam-

bai yang cekam, pucat, bahkan menggiur. hati hatilah eng-

kau. anjing, serigala, harimau tak punah, mereka ada, dan

tentu di rimba. jika kilat tatap pun erang aum kau dengar,

berdoalah. bicarakan bahwa hidup seperti panggung entah.

namun bumi tetap indah, jika kita isi syukur dari kebun doa.

ini tanganku, tak bersedih walau



*****

bandung, 15 Agustus 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar