jendela nella s wulan ,

jendela  nella  s wulan     ,

Rabu, 04 Mei 2011

SEMEJA MANGKUK PIRING

semeja mangkuk piring


lelakiku adalah ia suamiku. memberi helai helai display

yang bisa kutorehtuliskan. di meja manapun huruf menggores.

didekatku kemarin, meja kayu penuh oleh piring, mangkuk, gelas pun

bertoples penganan. diantaranya berbincang lirih. merupa butiran yang

kucur dari pelupuk. " mengapa demikian adamu?"

"entah, berapa piring keheningan senyap kumakan, begini jadinya_ pun

teman mangkuk. aku coba binarkan senyum, namun ucapan mengetuk

pintu tetulang. hingga beginilah." ia kuyu dikukuh terbitnya.

" senyum doalah, ketika terik mentari mengidung sujud, senja adalah ma-

sih pagi embun." persembahan hingga bertahun kedepan. semeja piring

serta mangkuk berdentingan.


dipagi yang siang ini, lelakiku pastilah masih menuliskan rebak tintanya. tin-

ta cinta biru hitamnya. tentu taklah berbutir seperti isi piring meja itu.


*****

bdg, 4 Mei 2011


Tidak ada komentar:

Posting Komentar