jendela nella s wulan ,

jendela  nella  s wulan     ,

Rabu, 28 Desember 2011

PETA


didenting ranting ranting yang gelantungan
wadahi dedaun untuk beranjak teduhi pejalan kaki
di taman kilau senyap, tempat dada lirihkan degap
selayang cipak kecupan


betapa penghujung ini disambut nyala nyala api , meruak
ujaran kata nyala dari dedaun kukus dan gelap_mentah dan
matangnya derakkan reranting, semilir angin, tulang daging
api dipelukan batang pepohonan, menyalak nyala, berebut
kemilau. sedangkan pasir pasir debu buncah melayang
semburatkan piuh layung dijingga nada

berikutnya membentuk peta, batang reranting serta dedaun
luruh melayang layang, setelah menekuri tangkai
memetakan jalan mana mesti tempuh dari kilometer lalu ke jalur
esok . tepukan dedaun dan bebunga indah. melulu biru dengan
sesekali gerimis pun petir menitikkan bulir di dahi , wajah, leher,
perut serta tangan hingga tungkai kaki ke jari jari. keterkejutan
sesekali rangkai luapan kata dengan merinding sorot
jelaskan lajur kutempuh, dan esok tegarnya memeta
nyala akanku, bulir bulir netes di pori pori mengisap inchi

*****
bandung, 29 Desember 2011


Tidak ada komentar:

Posting Komentar