jendela nella s wulan ,

jendela  nella  s wulan     ,

Selasa, 14 Juni 2011

MENGENANG, MENEDUH BERINGIN


kaukah itu Pap, menangis dengan sigap bangun di kegelapan dini hari

tunggui ibu melahirkanku, ketika bulan purnamakan hatinya


kaukah itu Pap, menamakanku dengan rebak kelopak malam

senyap mengeriput dawai ukulele serta bas yang telah lama tak petik

cerlang didawai doa untuk redam setiap huru pun hara


menjadi pagi senyum bibir serta langkahmu memapah amanatNYA

ketika orang orang membilang untungruginya jejak tapak

kuhirup tulus keringatmu senantiasa, tak minta balas

dari kucur peluh yang telah mereka pinjam


sebab bebulir airmataku ruak dari mengenangmu, Pap


tak sesiapa kecewakan lelap tidurmu di fana kini

sejuk melankolia kisah bila ku dekap rindu, seperti ceritaku dulu

mekarkan senyum, sebab gerimis rinai dan sepoy angin padamu

meneduh beringin, menonggak ia di rerumput pagi


barangkali dibeberapa depa minggu , kian lebat pepohon rimbunkan bunga

ah, hingga detik ini, masih ada yang memagari hari hari , Pap

walau toh : yakinlah, ayat rinduku debur, menyuluhi relung


*****

bandung, 15 Juni 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar