jendela nella s wulan ,

jendela  nella  s wulan     ,

Senin, 06 Maret 2017

PAGI, SEMESTA


Tepian malam membawa lirih bebintang. Tibalah bebulir, dengan
perlahan memasukki lengan pagi. Derai penghujan berbulan-bulan.
Kemarau memulai dentang, menguncup. Memaafkan masa-masa
yang sekian lama direnggut. Musim betapa bergelombang tanya.
Semenjak lalu, riak-riak berebut kecipak.

Pagi, semesta 
Reranting membisu. Mengejar semi musim teramat nanti.
Bila mereka reranting, kering diterpa angin. Selalu bersulang diri
dan berulang. Dari kisah pepohon dengan dahan ranting, bunga
serta buah _ jika ada. Ketika mereka reranting sunyi. Bisu
seusai rimbun daun cengkeramai. Setanggal pesinggahan kelopak bunga.
Pejalan kaki pandangi elokmu.

Duhai dimusim kini, badai kepakkan patahan. Lalu angin muarakan.
Reranting bergesekkan, menghulu. Mereka tak sendiri selami masa.
Begitupun aku. Kisah tak sendiri. Sunyi menyaksi denting reranting.
Menyelam di lautan rimbun. : ketika merupa masih. bawa pesan akan nasib.
Intuisi menatap teduh dikepakan sayap sayap. mendaur senyap










***** bdg, 21 Nopember 2010, 02 Agustus 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar