jendela nella s wulan ,

jendela  nella  s wulan     ,

Jumat, 20 September 2013

GERIMIS *prosa liris

***** Pukul 10.00 WIB, hari telah demikian panas. Sang Maha mengadakan tepi penghujan. Nyamuk mulai berebut mencari tempat lembab di rumah-rumah. Ke sana ke mari terbang bersiul entah bernada apa. Gerimis menjadi demikian langka. Tanah kering pun dahaga meneguk tes tes nitiknya. Seakan setiap netes dinginnya tak boleh datang di lahan lain. Aroma menguar.................................................. Sore tiba. Adikku berlari merebut kartu pos dari tanganku. Kartu pos ke-lima yang melayang tiba untukku. Seperti biasa, aku terheran. Siapa sang peduli, pengirim larik-larik ini. "Riooooo, berikan padaku, cepaat! Ri, awas kau!" "Aah apaan sih ini Teh, biru oh biru kartu temanmu ini, sebiru hatinya sewaktu menulis untukmu,Teh, Subhanallah." Pelan adikku membaca dengan lagak menghayati kalimat-kalimat dibiru kartu. "Wah,edun Teh, indah, cakep lho!" "Ok deh, bacalah!" "Eheuum hmm...." Ditariknya nafas, dengan seringai juga sedikit kerut di keningnya.......... Menit menit ada yang beresiko ringan, sedang pun berat. Tinggal diambil saja di mana bahagia didapat. Segenap rasa, keikhlasan, membentur ia akan sejahtera dan tak berpunyanya seseorang. Kecantikan, kegantengan takkan sesejuk mata hati tanpa pengorbanan. Dinamika ini................................................. menit menit siapa membawa semarak pada senyap yang tiba di sela sela kening. ada yang membuka,beberapa masih menutup. menit menit keberapa semburat dari redup, membawa keriuhan pada pintu pintu. ada yang membuka, beberapa tertutup. melantun, membawa mata ke jantung. berebut degup. menarik lengkung pada lengkung. doaku .............................................................. bersambung............................. ***** bandung, 20 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar