jendela nella s wulan ,

jendela  nella  s wulan     ,

Rabu, 25 April 2012

BERLARIAN SENYUM PAGI

BERLARIAN SENYUM PAGI bertengger mentari di ranting pagi/ jalanan aspal membisik kalimat merdu bagi pejalan dan pelari/ anak anak jalanan menyesakki trotoar, sebagian berseragam / menanam benih pengetahuan di kepala di bangku sekolah/ beberapa berjingkat jingkat, membasuh mimpi dengan jejal tapak tapak/ menjinjing tali gitar lusuh, dari pintu ke pintu, dari bus ke bus// ************************************** ucapan orang orang serenadekan kuncup di relungnya: pujian dan caci maki/ lapang dada, dengan tumpukan receh di saku baju celananya/ untuk ibu dan adik di rumah, atau untuk makan dan membeli pena yang kelak/ ukirtuliskan manis getir kehidupan _ meneguh apa adanya/ tubuh tubuh bocah bermandi peluh siang, jalanan adalah syair melankolia/ petik dawai ,berdendang, mengasong koran koran dan tabloid pada pengendara// ************************************** jalan dan larian bocah bocah terkadang berembun, dihadang debu dan piuh angin!/ hiruk pikuk ayam dan anjing anjing menghardik nyalak: tempatmu bukan di sini!/ pergilah berjalan di sana! ruang gedung di mana rak rak buku membaris ilmu/ beberapa tulang mereka gemeretak, “aku senang berlarian di sini! deburan asap knalpot/ dan debu merupa pemandangan alam, menggelegak keras, menorehku!”/ mereka senyum, lalu terbahak bahak berlarian: wahai mentari, masih kau sinar ?// ******************************************************************************** bandung, 26 April 2012 (* puisi ini terbit di antologi bersama: Survivors' G t B'lam - USA publishing 2012 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar