jendela nella s wulan ,

jendela  nella  s wulan     ,

Kamis, 17 November 2011

TELAPAK TIMUR




ketuk ketukkan jarimu, agar angin terus aromakan mentari
sketsa pemahaman akan rerupa ingatan
sejak kembang telapak pagi, hingga tiba serenade lembayung

lalu lalang orang datang dan pergi, memberi sapa, melontar ucap
hanya semata kata indah, juga huruf huruf yang tumbuh dari timbunan
lukisan hati, menari nari di lautan relung berombak serempak hingga
berkeping keping serpihan berlompatan dibalik pintu  dengan derak tipis

terkadang tak kukenali diri, selalu tanya jadi kalimat  dipiuh mulut orang orang
ada asumsi, dugaan, afirmasi pun negasi sebagai orang, diberdiri dudukku
masih mengadab di putaran jaman yang kian seteru

jari jari orang itu disuatu hari, nampak mengepal, ditaruh disaku pinggir celana
sebagian melebar, meraup angin sekira akan kembangkan semilir 
ada juga yang masih mengetuk ketukkan jari, sketsakan ragam ingatan pagi
tak ia lenyap ditiup derap hujan, sekuyup apapun tetap teringat
akan timbunan pagi, dengan pucuk pucuk bunga kian mekar
akan berlariannya telapak dikepak kepak timur ke barat, selatan dan utara
beberapa  masih belum paham akan cinta, tak memaksa, tak meluka
mewarna ketika jelang esok, pemanusiaan sejati wanita dan pria
sejak kembang sayap pagi, hingga tiba serenade lembayung

*****
bandung, 17 Nopember 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar