jendela nella s wulan ,

jendela  nella  s wulan     ,

Minggu, 24 Juli 2011

BUMIKU, OH

bumiku, semoga tak sedang tergelak-gelak
hari hari seruak, negeri sesak menjadi angin
manusia entah di mana ke mana membawa apa
mengapa dan bagaimana memakna awan disauh
angin sepoy, pun badai kerap guncang
praharakan air air mata reranting, dedaun dan bebunga
mereka lebam dianyir nganga telanjang

bumiku, cintaku
tetesan bebulir dari dedaun bebunga embun
layaknya pagi yang tenggerkannya
bebulir itulah buah sembab telaga matanya
menyurat kisah hayati anak manusia
sedianya telah,sedang serta masih akan jejaki tanah ini
tapak tapak kaki duri,memaku rerumput dari aspal

bumiku, oh rindu
biar biarkan manyar manyar patukki madu bunga
pun reranting dicengkeram daging batang
adakah kau lihat paruhnya, berderak peluh cinta
akan hadir mentari bersisian bulan ketika senja usai binar
tatap deru rindu setiai segala hembus angin
dikelak ketika burung cinta mengidung

bumiku, oh cinta
perkasamu mengalun merdu, terkadang hentak
debum debam dinanti, pemuda pemudi jaman
yang melorong dirombong sesekali kobong
peram suluh diguyur gayung berdebur debur
basah! tubuh tubuh basah berdesah resah
maka yakinkan: perisai esok bersih dari jelaga


*****
bandung, 24 July 2011, 10.00 pm







Tidak ada komentar:

Posting Komentar