jendela nella s wulan ,

jendela  nella  s wulan     ,

Jumat, 15 April 2011

PARHATU

p a r h a t u


seketika ku mengingatnya. ya, sekitar sewindu lalu ia adalah muridku.

ia terpandai di kelasnya. parhatu, ya parhatu. siswa cerdas yang terkilir

karena kertasnya dicorat coret suatu dogma muslim tak dikenal. barang-

kali kusam entah bagaimana sebab orang orang memperbincangkanmu .

lantas nasehat bercucuran luruskan kelok tempuhmu. tak kutanyai detail.

mereka yang berwenang telah sampaikan tangan bunga, bunga tangan

untukmu.


namun aku tentu bukan parhatu. terkadang terkilir, seperti orang orang

bila terengah berlarian tak tengok kiri kanan. atau bila bebatu nyempil di

ruak rerumput kering dan basah. sesekali kita lalui semak ilalang bukan ?

entah belukar lereng desa ataupun semak kota.


di mana kau kini, parhatu ? mestinya telah dewasa di musim detak kuak .

apapun, siapapun, bagaimana sibukmu kini? jejakmu tak kutahu. semoga

indah menapakki detik detik. sehingga pupuk pengetahuan menerusbaik

di kitab kitab esok. bila kau baca ini, parhatu, sampaikan salam sentausa

untuk teman dan sahabatmu. teman yang tak pula berduri . teman yang

membuat langkah menjadi damai. di lapang, di belukar lereng desa pun

semak kota. kerudung ingatkanmu bahwa Gusti Penyayang . kapan pun .

dentingkan doa menyapa angin. setia ia hilirkan mentari. pun bintang, ju-

ga bulan. sahabat bumi di reruntuhan debu debu komet.


*****

bdg, 15 April 2011


Tidak ada komentar:

Posting Komentar