jendela nella s wulan ,

jendela  nella  s wulan     ,

Kamis, 01 Agustus 2013

CERPEN: PAGI, SEMESTA

***** Tepian malam membawa lirih bebintang. Tibalah bebulir, dengan perlahan memasukki lengan pagi. Derai penghujan berbulan-bulan. Kemarau memulai dentang, menguncup. Memaafkan masa-masa yang sekian lama direnggut. Musim betapa bergelombang tanya. Semenjak lalu, riak-riak berebut kecipak. Pagi, semesta . . . ..................................................... Reranting membisu. Mengejar semi musim teramat nanti. Bila mereka reranting, kering diterpa angin. Selalu bersulang diri dan berulang. Dari kisah pepohon dengan dahan ranting, bunga serta buah _ jika ada. Ketika mereka reranting sunyi. Bisu seusai rimbun daun cengkeramai. Setanggal pesinggahan kelopak bunga. Pejalan kaki pandangi elokmu. Duhai dimusim kini, badai kepakkan patahan. Lalu angin muarakan. Reranting bergesekkan, menghulu. Mereka tak sendiri selami masa. Begitupun aku. Kisah tak sendiri. Sunyi menyaksi denting reranting. Menyelam di lautan rimbun. : ketika merupa masih. bawa pesan akan nasib. cernai senyap. mendaur bisu. ***** bdg, 21 Nopember 2010 ***** Bandung, 02 Agustus 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar