epigram angin
bagaimanapun
petualangannya mencabik angin
kisah yang ronta
lengan melumpur merah
sumsum tulang memerah, pun leleh
pori basuhi dinding lapakmu
lubangi setiap lubang
dengan jengkal dari licin lendir
dari jejak hujamkan tetaring
: kokoh derap meniup kering
mohon tiada asam yang khusyuk berpayung
*****
bdg, 12 Desember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar