lagilagi penembusan akan ayun dan langkah dibincang dicincang.
ketika palungpalung relung belum menggulung suatu kepahaman
akan kehadiranku tak menahu ketika silam terkoyak badai . lalu
bumi sibak setiap gambar dan kata, senandung dan suara bagi
seruaknya teriak dan bisik. bumi sibak segala lukis dan kata, bah-
wa tawaku tercekat, bahwa melintang kaki kirikananku. lalu tanah
menguak sediakan leliang persembahan untuk kita membujur ,
untuk kita dipancang dipandang pancung bawah keatas kanan ke-
kiri belakang kemuka. ketika kita tembus liangliang lahat kelak.
karenanya, gambargambar apa saja yang telah menggores ma-
suki maklumat pemakluman dari segala pandang terus tertuju ...
*****
bdg, 16 Desember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar