di timur kota melabuh angin
: untukmu, Bu
kini ku di timur kota, genangi pepatahmu
ibu, segenap penjuru gemakan dada riuhmu
yang sarat akan retas ku diesok ketika kembali
ku buka jendela, riakki bebulir
bu, apalah daya dikokoh bebatang kering dedaunan
gelora setiap sauh angin, ajakku layangi camar
beranjak sedari pagi dari rangka lengan , lalu menggembala
aku tersungkur mendapatimu selami doa, untukku bu ?
di timur kota melabuh angin, palung kokohmu hangat
pejammu khusyuk betapa, dari dera panggung
aku melompat, seperti inilah adanya : dari likat ke buih
pantai lantas rimbun pepohon, ke udara : ia ajakku menari camar
kemudian aku berlayar lagi dibungkus bumi
dikejar belulang berlemak berdarah
bu, apakah mereka kisahkan kabar malaikat
yang melabuh angin, melarut pada gemuruh dunia
*****
bdg, 9 Desember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar