tolong katakan bukan pada semak
namun pada debu yang bawa terbang gundah
pada pahatan dinding yang tak usik perbincangan
pada sahabat sejati yang turut bahagia jika kau suka
merasa pedih jika kau pun luka
pada mentari hangat pancari raya
lubang jejalan mana dipenuhi tangan kaki pasir
genggamannya kerikil kacakacakan pandang
hirupnya udara entah
katakan padaku, siapa ia yang sedang memeras
kucuran air mata itu ?
ia bilang bahwa ia orang yang dikata : terlambat!
oleh apa? mengapa demikian? mengapa?
detik mendetak, takkan tega mentari tuk tak sambangi kita
katakan, agar segera kau rasakan lapar juga dahaga
supaya pintu membuka halus sapa
hingga meja bisikkan kehebatan pena pensil
hingga kusimak genggam senandungnya
*****
bdg, 17 Desember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar