taplak meja
derai senja ini tak membuatku lelap. sedang sedih, ingin menulis
apapun namun ide betapa porakporanda. layaknya sehari lalu
ketika kudapati diri diguyur amarah kata. gumpal rasa bukan se-
rupa gumpal bulu unggas basah yang bisa hibur sebab kelitikan
yang menggelikan. ku terdiam ikuti rerintik gerimis, tik tik tik . . .
didekatku meja kursi, hiasan vas bunga dan taplak meja. ah ya ,
rumbairumbai taplak teramat menarik pandangku. teringat dulu
betapa ibu suka membeli kain lalu dihiasnya helai kain tak berdosa
itu dengan sulaman, sisi dirajut benang wool atau diaplikasi. rajin
nya diikuti ibuibu tetangga se-gang. sederhana namun indah
bila kulihat lagi beberapa taplak yang 20 tahunan lalu dibuat. di-
antaranya masih tersimpan .
aku suka melihat taplak yang tak bercorak, polos saja dengan hias-
an sederhana disudutnya. senyata kini banyak dijual taplak dengan
beragam motif: salur, kontemporer juga batik. menulis ditaplak corak
seperti merasai asam manis keripik sekaligus. sebaiknya memang kain
penutup meja dibuat cantik, seperti pada acara hajatan, meja diba -
lut kain indah hingga menutupi rongga kolong yang nampak tak san -
tun bila terbuka. seperti kita.
suatu hari kudapati meja di kursi yang akan kududuki tak bertaplak.
kuminta tolong teman tuk ambilkan helai kain yang sepele tapi rupa-
nya penting. tak lama kemudian temanku datang, dilemparkannya kain
taplak tsb,gegas ia berkata," ini pakai taplakmu!" namun siapa nyana,
ia berikanku sepotong 'rok' bermotif! entah milik siapa. dasar.segera
kukejar , tapi sudah kemana dia, ku teriakteriak memanggilnya tak jua
ada jawaban. ups, taplak oh taplak!
apakah teman selalu menaplaki meja dengan kain kusut, bersih,rapi,
bermotif atau lebih suka polos, atau bahkan apa adanya saja ? jika meja
bahkan kini kursipun bertaplak, menurutmu teman, apalagi yang mesti kita
taplaki? kayukayu bidang apa? ataukah ada benda lain yang luput dari
perhatian kita namun semestinya ditaplaki, dengan seksama? ........
masih gerimis petang ini, seolah menaplakiku dari kayu diri .
*****
bdg, 10 Desember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar