PENARI PENA (pens' dancers)
by Nella S Wulan on Tuesday, April 27, 2010 at 4:44pm
PENARI PENA
1
adalah alas kaca jernih sangga goresan, agak retak
kaki jati muda seruakkan harum
helai kertas berspiral,memilin asa rindu
pada palung hati, tambat romansa simphony
mopida kupida, kau lah penari pena.. masihkah untai do'aku?
ialah miracle ku, sejati teman berdawai pena
tanpa pamrih, singgah melantun merdu do'a
toreh urai kabarkan suka cita lipat kelam lara
2
mopi kupi tak kasat mata, tak mesti bertudung harum kain agar berkisah
bening embun iring geliat ufuk, munculkan elegy
masih pagi, jika ubun rambutku mampu riuhkan alam
pada peradaban ini, merosot renda pun disulam kembali,
:laku lampah insan esok nan tegar,
jika kening dan hidungku masih getar akan gumpal awan,
jika lengan dan kakiku mengangkasa songsong galaksi,
hingga lamat syair, laku haru membiru
3
mopi kupi, masihkah kau nari pena untuk untai do'aku?
Gusti tak lengah dengar jejak temaram langkah siapapun
sembab, kadang merintik, yang padanya jiwa tertambat
: konstelasi susun kota, yang terluka, katamu
berkassa koran, keloknya jingga krem oleh kidung semaikan aura
: gema derap menggaung ke antero bumi, biarlah kicau selalu merdu, katamu
agar angkasa harum tak usai, .....oh...
bila galaksi berkasih pada do'a senantiasa
4
mopi kupi, kau masih setia nari pena bukan?
tunggu aku. .
yang sampai kapan...
belum terjamah jawab,
dan hanya jika bersama, sungguh, halau kepak koarnya
: entah apa begitu nanar sangar tatap gemintang
mopi kupi tak jua jinjing laptop, karena berat dibawa terbang, bisikmu...
tetap, merindulah pada laras do'a, pada mentari esok,pada Rabb
********
ujungberung, Bandung
21 April 2010
1
adalah alas kaca jernih sangga goresan, agak retak
kaki jati muda seruakkan harum
helai kertas berspiral,memilin asa rindu
pada palung hati, tambat romansa simphony
mopida kupida, kau lah penari pena.. masihkah untai do'aku?
ialah miracle ku, sejati teman berdawai pena
tanpa pamrih, singgah melantun merdu do'a
toreh urai kabarkan suka cita lipat kelam lara
2
mopi kupi tak kasat mata, tak mesti bertudung harum kain agar berkisah
bening embun iring geliat ufuk, munculkan elegy
masih pagi, jika ubun rambutku mampu riuhkan alam
pada peradaban ini, merosot renda pun disulam kembali,
:laku lampah insan esok nan tegar,
jika kening dan hidungku masih getar akan gumpal awan,
jika lengan dan kakiku mengangkasa songsong galaksi,
hingga lamat syair, laku haru membiru
3
mopi kupi, masihkah kau nari pena untuk untai do'aku?
Gusti tak lengah dengar jejak temaram langkah siapapun
sembab, kadang merintik, yang padanya jiwa tertambat
: konstelasi susun kota, yang terluka, katamu
berkassa koran, keloknya jingga krem oleh kidung semaikan aura
: gema derap menggaung ke antero bumi, biarlah kicau selalu merdu, katamu
agar angkasa harum tak usai, .....oh...
bila galaksi berkasih pada do'a senantiasa
4
mopi kupi, kau masih setia nari pena bukan?
tunggu aku. .
yang sampai kapan...
belum terjamah jawab,
dan hanya jika bersama, sungguh, halau kepak koarnya
: entah apa begitu nanar sangar tatap gemintang
mopi kupi tak jua jinjing laptop, karena berat dibawa terbang, bisikmu...
tetap, merindulah pada laras do'a, pada mentari esok,pada Rabb
********
ujungberung, Bandung
21 April 2010
nb: puisi favoritku
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar