k o r s e l
ketika kanakkanak sering kukitari mesin poros korsel
dengan tunggangan hewanhewan kayu bercat cerah
menarik membawa tuk terus ikuti alunan hingar musik-
musik pop, gumam menggoyang kepala tangan dan
kaki seirama harmoni.
teringatku pada teman yang turutserta dan tak mau
berhenti duduk dibangku burungnya, seperti mengepak,
katanya kala itu. adapula bocah jerit kencang tangisnya
sebab tak ingin duduk di bangku singa, sebab ia akan
mengaum, katanya ketika itu. ada bocah asyik masyuk
di bangku kelinci, tersenyum ia menikmati, lucu seperti
melompatlompat teriaknya seringai dengan gigi ompong
terselip lolipop.
korsel didepanku berupa bangkubangku kernyit dahi, mata,
telinga, hidung, bibir, bahu, tangan,jarijari, lutut juga kaki.
terpana aku menawan betapa! korsel abad ini! ketika duduk
kulihat temanteman pun rebah diduduknya, selimit hanya
jarak bebangkunya. oya, tak saja sahabat namun juga orang-
orang dari negeri mana entah, sebab ada yang pirang, hitam
keriting,hidung mancung, mata biru juga sipit. kita melanglang
kitari rodaroda mesin,memukau membuai ...
*****
bdg, 27 Nopember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar