m a n e k i n
ku perhatikan orangorangan dari kaca, jajar manekin dibeku senyum
dibalut riah kostum: putih, ungu, hitam, salem, merah, biru berrambut
halus juga keras lurus kering, pendek, panjang bak rapunzel dewasa .
mereka pandangi siur manusia sedari pagi buta meriuh lalakon.
deretan tatap hanya bisa kedip pelupuk sesekali, berjajar senyum yang
seringai meraut nganga takjubnya akan kehidupan,akan dongeng insani.
lalulalang orang sibuk menggantang diri, merenda hari. tumpangtindih
hati , dimana kini letak sebenar adab mewarna, menyita gagap. memukau
manusia hilirmudik, menjaring mimpi esok membumi rasa .
manekin membeku disebalik kaca, sedari dulu menyesap senyapnya. ia
membiar kasih yang rindu dari pembaca yang baca memekik pikuk. yang
meretas baca tak berkesudah.
: apapun bisa berubah!
seorang manekin menepukku,"kesanalah, jalani apaapa didepanmu, ayo
sana!aku disini saja saksikan, simakmu, sebab aku hanya manekin_ yang
hanya dapat berkdip dan berbisik sebisaku ... kau serta mereka adalah
kerumunan manusia, aku disini menegak sitatap yang semu sebab hanya
manekin . . . !"
*****
bdg, 30 Nopember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar