KEPAK MALAM
burung burung malam yang biru, merah dan coklat akan segera beterbangan
melayang layang membuai buana, sehampar kepak bertengger di ranting perdu,
kepakan lain pelukki bebunga yang tak henti doa di hampar dada, membincang senyap
ia merindu teduh pandang, masihkah dengan merah muda segincu bibir wanita di sana
tanggal tanggal mulai berjalan, tinggalkan muram
menyimak baja hati yang selalu ingin genggam hangat doa dengan uban pagi
adakah ia simak rindu betapa berjejalan, memunguti serpihan senyum yang beralamat
wanita berbunga kuncup, mekar ia bila rimbun perdu melambai segera dengan dentingan
doa doa ranting ditubuh batang. tak hendak khayal menari di terbangan daun daun kering
sebab piuh deras angin. burung malam menjadi diri yang matang. biru kepak menata sayap.
malammu tulus melebar kepak _ tak hendak dustai hidupnya nafas . cemburuku pada
gempita canda tawa yang berebut kerling binar. masih desak? selalu kau senyum untuknya?
peluk eratlah larik larik doa yang mungkin merdu mengidung. wahai katakan, kau di mana ?
masih menatap mahalnya pertemuan. ragam berita menarik ulur, pada orang orang kehendak
alam. melayang ramai kata temani monitor, kelak akan kubaca. kaukah juga bersama mereka
yang jalan berlarian memegang hati ?
*****
bandung, 04 Pebruari 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar