masih kemarau
keindahan, Allah beri serba tak bersyarat
: angin disemilirnya, kayu diaromanya,
senyum daun, tanah basah dengan harum
romantika tapak tapak manusia, pun
gerobak diujung lengkung sana
namun ia, menekuri akhir kemarau
sapa kening penanggalan
tak terbatas tapal pandang dan kata
telah ia dimuram kemelut, telah cengkeram
merdu serenade bumi
telah kering anyir bertetes tetes rasa
di kasa doa ia melipur
di lembar lembar puisi, ia berkisah
: tentang elegi dan keriapnya
tentang harum nada Sang Kuasa
tentang tak bersyaratnya keindahan
tentang cinta tak berkesudah
tentang kerinduan menyibak mimpi
tentang ujung september
tentang tepian kemarau
sesekali
terantuk ayun di batu batu debu
angin, kayu, daun, tanah, tapak manusia
juga gerobak di tepian kemarau
*****
bandung, 29 September 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar