: MENGENANG PAHLAWAN DEWI SARTIKA
( 04 Desember 1884-1947)
setiap cuaca, menumbuhkan tangkai diri
: tempat erat kuncup kuncup bunganya
demi tak memandang
tatapan kusam gadis gadis muda sekitar
mengenyah gambaran topang dagu
engkau mengayuh daya,
berlarian tapak tapakmu
mengajari gadis gadis itu
untuk: membaca, menulis, berhitung,
untuk pandai
memasak, terampil menjahit,
: agar mampu membaca torehan serta
menambal robekan dikainnya,
agar mampu menutup sobek luka hatinya
dengan tisik benang benang doa,
membawa harap serta rasa menjadi layakguna
setiap cuaca, menanam kuncup kuncup bunganya
berbasuh siraman gerimis pun hujan
setitik harap yang kian mekar, memekar, tiupkan
wewarna
Engkau, Sang Dewi,
penumbuh gersang kebun kebun diri
rerumput kering, tanaman kelapa beranjak subur
hingga layak dinikmati sedari mentah
bebulir keringatmu asin pun manis,
netes menumbuhkembangkan peserta didik
mereka tak lagi bertopang dagu,
tak hanya berbedak gincu,
tak hanya mengayun gendongan ninabobo,
namun ia mampu beranjak dari tiada menjadi
ada
penuh wewarna dihari kehari
menjunjung pundak bebunga bangsa
setiap cuaca, menumbuhkan tangkai dirinya
membawa subur doa serta cita citamu
***** Bandung,
Desember 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar