ia seringkali cerlang, pun terkadang kusut
berseteru dengan pena, kertas, tuts tuts,
layar, panggung juga seteru dengan mata
dan hatinya. ia senyap, kubisikkan lindap
tuk mohon ketangguhan sang Kuasa alam.
bila dekat, mungkin jantung pena berlompat
dan otot kertas kencang kendur tak beraturan
,kusut iramai henyak darah layar merah, pasi,
menghitam. mata merdu, guruh hati betapa
meruas tak berbatas Tuhan cipta kita,
biarkan kesiur indahkan hidup seseorang.
kita beranakpinak, ingat di depan ialah anak
cucu cicit. mungkin jadi cerlang, kusut atau
malah kusam ! di pena, kertas, tuts tuts,
layar, panggung, mata dan hati_ seterunya.
*****
bandung, 29 Juni 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar