perihal merupa mudah dan sulitnya menjadi manusia, perasa asli masam,
asin, manis juga pahit. zigzag telanmu oleh ragam prasangka. membilang
mereka dari lorong malam, sekira aku lebur disana, dihisap saja ibujarimu.
disangka ini adalah puing puing gua hira' _persinggahanku di bumi. bukan
itu disebutnya, lereng bukit kota layaknya alun alun warga. kapan pun bisa
ketuk ketuk pintu serta jendela, anginkan gerimis tanya. duga apalagi ber-
alamat dibenakku? bayi bayi kasih ialah janin hati suami tercinta. bila pekik
terompet sesekali hingar, itulah dinamika curamterjalnya pengisi rumah.
bila masih zigzag kelokan aspal dan likat tanah sekitar, tanya julang tanah
halusjawabkan di mana aku tinggal menetap kelak. biar tapak kaki kaki selek-
si aroma hunian kelak. pada syak berlaku pemakluman arena debur. bahwa
gedoran, gempur damai rimbun pepohon dengan cericit fauna disayap sayap
rekahnya. leburan getir telah terbang di kerongkongan usia, lalui kepahitan.
*****
bandung, 27 Juni 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar