melarut bulan usai lembayung
rindunya berbincang pada bebintang tak pudar, setiap detik
ya begitulah adanya, telanjang telapak tangan dan jemari
labuhkan telapak kaki kaki gigil di biru bulan
membiru ia, lembut sebiru kelahiran mata bunga hati
dari setiap bebulu di lubang pori pori
dentingkan simponi dari tubuh cinta, eratkan genggam
tak keriput ia ditanak sang cakrawala
beberapa kali terbangunku lampaui uyut malam
siar televisi beritakan derap gelora sayap sayap
kepak jelajahi bumi bermentari, berbulan dikedatangan
usai lembayung
*****
bandung, 19 Juni 2011 , 21.10 wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar