suatu hari beberapa tahun lalu, mengenang Nek uyut
di desa, meruahkan gunungan rindu berpematang rumput
gawir licin usai gerimis, menenang diterik cahya
desa masih sejuk oleh tulus senyum buyut alm
dari gambar cetak uu ku :
keriput pipi tanda asam garamnya
gigi hitam adalah manis gula dari cokelat kesukaan dan sirih
ketika saatnya makan, kudapati apkiran ' n e l a ' disendok garpu
:"siapa pembuatnya, Bu? mengapa baru sekarang kutahu?"
ibu, tertegun pelan berbisik," Nek Uyutmu, telah bertahun lampau
ia pesan apkiran ini, dan masih beberapa saja
"mengapa bukan nama teteh, mba atau adik adik , Bu?"
"entahlah.., uu hanya ingin nama nela yang ditulis," jawab ibu
"sendok sendok ini kubawa saja ya Bu, untukku,"pintaku
"ambillah, riang tawa uu akan tetap dibenak kita,"
"riang dan doaku selalu, Bu."
setelah sekian tahun, sampai ibu lupa bahwa beberapa sendok
di pondok desa, tertulis namaku, dipesan Nek uyut tersayang
mengapa ibu tak beritahukan sedari dulu? mengapa baru kemarin kutahu?
setelah bertahun tahun uu tiada dan rebahan kini dinaunganNYA
ah, sendok, beberapa masih ku menyimpannya, dari uu tersayang
setelah bertahun tahun baru ku ketahui, setelah sekian tahun
*****
bandung, 8 Juni 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar