salah satu pernak pernik kehidupan ini
ialah tubuhku yang angin, sayang
agar menelusup mudah di daging otot ototmu
aha, kemarin ditunggang langgangnya genta
ialah detik detik yang diperam, agar tak anyir manisnya
dengan asap asap yang lajukan usia
rengkuhmu pada berpukulannya dentang setiap enampuluhnya
ia pun rupa pernak dari pernik dirinya
mengingatkan, agar tak berlarian ia lepas dari dinding
berlepas gugur dari bibir lentera
bila aku angin, demikian pun engkau
kibar kibar didesau setiap sepoy, senantiasa
*****
bandung, 19 Juni 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar