denting jendelaku, lantunkan untaian, puisi, cerpen dan pernak pernik kehidupan... *Bandung, West Java - INDONESIA
jendela nella s wulan ,
Kamis, 30 Juni 2011
DAMAI
melihat pejalan kaki pagi dari bangku pekarangan,
kau rasai derap pagi hatinya
menyimak beningnya, duduklah di dahan pohon ,
akan kau simak doa dan bincang dedaun dirimbun-
nya
sang pagi sapa bahagia
aku padamu damai
*****
JERITAN DAMAI
bertalu tikam tikaman itu memburu benak
mungkin, dapat ia ambil ide ide darinya
degam di degup jantung
barangkali dapat ia terkam roh rohnya
pun hujam sayat di dada
untuk hati yang mungkin mampu diremuk
lamun, renung, dada, hati, ucapku berdamai
dari setiap talu tikaman raga, rajam kata
dan wahai pengguna pandang, pada mata
kudamaikan tatap berwawasan tikam, kata menjerit
jeritan damai
*****
bandung, 30 Juni 2011 , terinspirasi 'scream 4'
Rabu, 29 Juni 2011
SETERU
berseteru dengan pena, kertas, tuts tuts,
layar, panggung juga seteru dengan mata
dan hatinya. ia senyap, kubisikkan lindap
tuk mohon ketangguhan sang Kuasa alam.
bila dekat, mungkin jantung pena berlompat
dan otot kertas kencang kendur tak beraturan
,kusut iramai henyak darah layar merah, pasi,
menghitam. mata merdu, guruh hati betapa
meruas tak berbatas Tuhan cipta kita,
biarkan kesiur indahkan hidup seseorang.
kita beranakpinak, ingat di depan ialah anak
cucu cicit. mungkin jadi cerlang, kusut atau
malah kusam ! di pena, kertas, tuts tuts,
layar, panggung, mata dan hati_ seterunya.
*****
bandung, 29 Juni 2011
Selasa, 28 Juni 2011
SMILEY SUN
seems crafting lines of ink, we
have been absorbed in the earth
blown on missing wings
which torch of soul, here is a hand
: write letters down
you and i, in crafting lines of ink
flows through smiley love warm sun
*****
bandung, 29th June 2011
R A S U L
selendang biru serenadekan lafadz merdu
titah Allah pada kekasih
lalui mi'raj dari langit ke langit
kita, saksikan pendar lenteranya
kita, dekap dan serap percik cintaNYA
*****
bandung, 29 juni 2011
Senin, 27 Juni 2011
K E S I U R
yang tak paksa, tersimakkah _
simponi lamat lamat senandungkan
langgam hati, usah
titahkanku tuk usung bebilik
sayang di sana, padanya bebunga
cinta kau petik telah, jangan membiar
layu ia di cuaca juni danseterusnya
sambung lagi patahan rantingnya
: ia pecinta Rabb
*
kesiurku dicinta terdalam, suamiku Hand,
darinya lubang jalanan timbunkan genang
rerintik kesekian kali terbit mentari pun
orbit bulan, gumpal rindu setiap laksa
jejak kita beda dengan lainnya, Allah menahu
ini tanganku, gamitNya hening
kesiur
*****
bandung, 28 June 2011
G E T I R
asin, manis juga pahit. zigzag telanmu oleh ragam prasangka. membilang
mereka dari lorong malam, sekira aku lebur disana, dihisap saja ibujarimu.
disangka ini adalah puing puing gua hira' _persinggahanku di bumi. bukan
itu disebutnya, lereng bukit kota layaknya alun alun warga. kapan pun bisa
ketuk ketuk pintu serta jendela, anginkan gerimis tanya. duga apalagi ber-
alamat dibenakku? bayi bayi kasih ialah janin hati suami tercinta. bila pekik
terompet sesekali hingar, itulah dinamika curamterjalnya pengisi rumah.
bila masih zigzag kelokan aspal dan likat tanah sekitar, tanya julang tanah
halusjawabkan di mana aku tinggal menetap kelak. biar tapak kaki kaki selek-
si aroma hunian kelak. pada syak berlaku pemakluman arena debur. bahwa
gedoran, gempur damai rimbun pepohon dengan cericit fauna disayap sayap
rekahnya. leburan getir telah terbang di kerongkongan usia, lalui kepahitan.
*****
bandung, 27 Juni 2011
Minggu, 26 Juni 2011
PADA LALU, KINI DAN MASA DEPAN
berulang kali kau tatah ucap ketukan palu
kepada siapa kata syair ku lantun?
untukmu lelakiku, suami dan ayah anak anakku
kau senyumkan doa sedari meminang dahulu,
pun kini nampak di genang menubir mimpi kini
dirundung rindu berpekan kelulusan
untuk cinta, suamiku
curam katamu menghela segenap senyap bibir rawan
akan gemuruh petir
sekitarnya adalah gumpalan awan rindu telah kumpul
agar kedatanganmu tak lekang, kau senantiasa mengepak
dari halus bukit, lembah tulus dirinai tepak
kau risau, perut galau
untuk masa depan cinta dihingga kapan yang entah
lembutkan selalu sentausanya sayap sayap
balur doa sulur kasih, pada keunggulan diri
menyejuk di depan, simak sebutan nama sekira terpanggil
"bila kau terbang, taruh sarsaparila di sampingku," ujarmu
*
dibeberapa kali tanya, masih cintaku padamu
*****
bandung, 27 Juni 2011
Jumat, 24 Juni 2011
LELEHAN KATA
LELEHAN KATA
kupunguti lelehan kata dari bulu alis langit
dari bulu mata ayun berangin, dari senyum lentera mata
juga dari jemari, setiap pagi , senja dan malam
adakah ia tahu, darinya _ puisi tercipta
dari kebaikan sang biru langit
*
MELTING WORDS
i pick melting words up from the eyebrow of the sky
from windy eyelash, from smiley lighteyes
also from fingers, in every morning, twilights and nights
has he been known, the poetry have shined_ from him
from the kindly blue s k y
*****
bandung, 24 Juni 2011
Rabu, 22 Juni 2011
SENYAP
kusemat saja lilin lilin dengan bebulir dari pelupuk ?
sebab bintang di mana tebar, terfitnah bujuk
diayun teriakan ketika bersyair? padahal telah suluh ia sedari tahun lalu
siapa menariknya, tidak dengan kecemburuan percik api
maka, kusemat saja dibebulir pelupuk
bila lantas engkau bahagia! bahagiakah?
: s e n y a p
adalah pusing yang pedulikan, membibir doa setulusnya
*****
bandung, 22 Juni 2011
Selasa, 21 Juni 2011
PEMETIK, KITA
ketika kita memetik lilin
menyumbu kata di lorong pepohon
ragam aksara dedaun
tanda tanya pun serunya reranting
larik cerlang di kuncup bebunga
pemetik, kita
rentangkan jari berkuku dilalulalang kabar
bahwa lilin bersuluh yang tayang, leleh cantik cakap berita
apapun, bagaimana dunia mengasihbudi, ia
dibijak sumbu pepohon, melorong lilin
: bahwa terkadang piuh angin meriuh
maka kuat, kita petik
*****
bandung, 22 Juni 2011
PADA HELAI KERTAS
RAJAWALI PAGI
Senin, 20 Juni 2011
LAYAR TIVI
Minggu, 19 Juni 2011
PERNAK PERNIK
ialah tubuhku yang angin, sayang
agar menelusup mudah di daging otot ototmu
aha, kemarin ditunggang langgangnya genta
ialah detik detik yang diperam, agar tak anyir manisnya
dengan asap asap yang lajukan usia
rengkuhmu pada berpukulannya dentang setiap enampuluhnya
ia pun rupa pernak dari pernik dirinya
mengingatkan, agar tak berlarian ia lepas dari dinding
berlepas gugur dari bibir lentera
bila aku angin, demikian pun engkau
kibar kibar didesau setiap sepoy, senantiasa
*****
bandung, 19 Juni 2011
BULAN USAI LEMBAYUNG
rindunya berbincang pada bebintang tak pudar, setiap detik
ya begitulah adanya, telanjang telapak tangan dan jemari
labuhkan telapak kaki kaki gigil di biru bulan
membiru ia, lembut sebiru kelahiran mata bunga hati
dari setiap bebulu di lubang pori pori
dentingkan simponi dari tubuh cinta, eratkan genggam
tak keriput ia ditanak sang cakrawala
beberapa kali terbangunku lampaui uyut malam
siar televisi beritakan derap gelora sayap sayap
kepak jelajahi bumi bermentari, berbulan dikedatangan
usai lembayung
*****
bandung, 19 Juni 2011 , 21.10 wib
Sabtu, 18 Juni 2011
REBAK UDARA YANG TERHIRUP
mengata angin, membuar udara yang terhirup
menepikan setiap kelam debu
kau basuhi telaga di pelupuk mataku, dengan
suara pita suara, merebak semilir
merupa teriakan kata , maka yakinkan!
bisik tanya, kian pagikan diri
berjalan larimu mengukuh menit ke menit di tungkai ,
tumit yang mencengkeram pijak leliku bumi
menjadi kuat jari jari dan rebak aromakan perdu
dan percayai filter itu meraga disetiap lapang nafas
mengata angin, membuar udara terhirup sejuk
*****
bandung, 19 Juni 2011
Kamis, 16 Juni 2011
beberapa kunyahan
tanaman, bebunga tahu
apa yang dibisikkan angin kepada rimbun
dedaun dan rerumputan
sedari embun hantarkan sukacita
WIND WHISPERS
plants, flowers know
what have been wishpered by the wind to benyamn
leaves and grass
since dews flow happiness
*
EJAAN HURUF
ada saatnya papan papan abcdefghij,
tak tereja hurufnya
betapa memuisinya!
SPELLING LETTERS
there must be boards of abcdefghij
be unspelling letters
oh how poetic it is!
*
WARNA PAGI
bintang bintang pun kian ingin menyapa pagi
ketika jingga biru langit teduh
: jangan tanya mengapa, ia tak menahu
MORNING COLOR
the stars are more curious to greet morning
when the orange blue sky is cool
: no asking how could it be, they also don't know why
*
KERINDUAN
dengan kenang senantiasa berupa lagu, bunga dan doa
geriap kata kata senyap, melarik di binar mata, alis
pun lengan tangguhmu
MISSING
memories are always flows in songs, flowers and also praises
shining silence words, there in bright eyes, eyebrows
with comes in your great arms
*****
bandung, 16 Juni 2011
Selasa, 14 Juni 2011
MENGENANG, MENEDUH BERINGIN
kaukah itu Pap, menangis dengan sigap bangun di kegelapan dini hari
tunggui ibu melahirkanku, ketika bulan purnamakan hatinya
kaukah itu Pap, menamakanku dengan rebak kelopak malam
senyap mengeriput dawai ukulele serta bas yang telah lama tak petik
cerlang didawai doa untuk redam setiap huru pun hara
menjadi pagi senyum bibir serta langkahmu memapah amanatNYA
ketika orang orang membilang untungruginya jejak tapak
kuhirup tulus keringatmu senantiasa, tak minta balas
dari kucur peluh yang telah mereka pinjam
sebab bebulir airmataku ruak dari mengenangmu, Pap
tak sesiapa kecewakan lelap tidurmu di fana kini
sejuk melankolia kisah bila ku dekap rindu, seperti ceritaku dulu
mekarkan senyum, sebab gerimis rinai dan sepoy angin padamu
meneduh beringin, menonggak ia di rerumput pagi
barangkali dibeberapa depa minggu , kian lebat pepohon rimbunkan bunga
ah, hingga detik ini, masih ada yang memagari hari hari , Pap
walau toh : yakinlah, ayat rinduku debur, menyuluhi relung
*****
bandung, 15 Juni 2011
Minggu, 12 Juni 2011
RENDA BUKIT MUSIM
memuisi lembah lembah pun bukit dan gunung di indah pagi
adalah rentang lengan mentari, mengukuh rengkuh kedatangan musim
entah apa kau sebut musim kini? gerimis, hujan dan kemarau silih berlompatan
di sanakah kau, berhari hari lalu tak aromai sua
bertandang di gerlap cantiknya kota ?
adakah ia lelapkanmu, cinta ? teduhi kening dan dadamu yang telah semai
dari segala pepohon doa ibu, ayah pun nenek kakekmu ?
bila debu debu hembus di pelepah daunnya, basuh ia diderai gayung
hingga kau dapati risalah hati di rentang lengan mentari
: setia merenda hari hari, ia tak memintamu kembalikan pijar hangatnya
bukit, lembah, metro di sana betapa beda, benang renda merajut setiap musimnya
wahai, dawaikan renda doa. hati hatilah di terjal bebatu, adakalanya ia keliru
bahagia, melapanglah dikekinian dan kelak! kita, di awas desau kata dalam hati
*****
bandung, 13 Juni 2011
SPARKLING DEW
PIJAR MATA BULAN
meriah ruah bebintang adalah kesyahduan
warna kerinduan yang masih berrumah di mata bulan
kukenakan segala dekap rentang yang paling peluk
:
Tuhan tiada tertidur, aura senyumNYA mencipta manis
kasih sayang, lukisan cinta anak anak manusia
*****
bandung, 13 juni 2011
Jumat, 10 Juni 2011
PAGI SIANG
adakah kau simak, pilinan rerumput semerbak diriuh bebunyian
menanya adil bagaimana dijunjung hari hari, peluh larut kian
padahal tak sedikitpun berkarung bebunga ia rangkai di jambangan meja
tangguh bersikukuh pada pembelaan sejati, kuucap terima kasih
taman senyap memeluk senja pagi disemilirnya
kuncup senyum , untuk rebak bila tiba piuh sulurkan peputik
wahai bumi, adakah kau simak untaian kekuncup semerbak diriuh bebunyian
wahai bumi, kita saling jaga saling mendoa di leliku
*****
bandung, 10 Juni 2011
Kamis, 09 Juni 2011
sekian dentang terpekur
telah lama ku tak bermimpi, wahai ruh ruh huni bumi
apa yang kau senandungkan saat dentang jam lelapkanku?
kelebat jin hitam senyap tak jawabkan tanya yang jua tak terucap
sekian pendar malam malam melantun
memihrab sayap malaikat malaikat saksikan
mengatup cekat puja kesyukuran hanyutnya pelupuk menilam kelam
lelap aku dilena kapuk, tak jumpa mimpi
barangkali seharian tapak tapak gemeretak
barangkali baiknya demikian, hingga jelang esok yang kelak
dengan untai catatan jelata menuju semarak jejilid kisah
disekian pagi ke rindu pagi , kian tak berselubung
telah nian ku tak bermimpi, setelah sekian dentang terpekur
*****
bandung, 9 Juni 2011
HELAIAN HELAKU
Rabu, 08 Juni 2011
SENDOK GARPU
suatu hari beberapa tahun lalu, mengenang Nek uyut
di desa, meruahkan gunungan rindu berpematang rumput
gawir licin usai gerimis, menenang diterik cahya
desa masih sejuk oleh tulus senyum buyut alm
dari gambar cetak uu ku :
keriput pipi tanda asam garamnya
gigi hitam adalah manis gula dari cokelat kesukaan dan sirih
ketika saatnya makan, kudapati apkiran ' n e l a ' disendok garpu
:"siapa pembuatnya, Bu? mengapa baru sekarang kutahu?"
ibu, tertegun pelan berbisik," Nek Uyutmu, telah bertahun lampau
ia pesan apkiran ini, dan masih beberapa saja
"mengapa bukan nama teteh, mba atau adik adik , Bu?"
"entahlah.., uu hanya ingin nama nela yang ditulis," jawab ibu
"sendok sendok ini kubawa saja ya Bu, untukku,"pintaku
"ambillah, riang tawa uu akan tetap dibenak kita,"
"riang dan doaku selalu, Bu."
setelah sekian tahun, sampai ibu lupa bahwa beberapa sendok
di pondok desa, tertulis namaku, dipesan Nek uyut tersayang
mengapa ibu tak beritahukan sedari dulu? mengapa baru kemarin kutahu?
setelah bertahun tahun uu tiada dan rebahan kini dinaunganNYA
ah, sendok, beberapa masih ku menyimpannya, dari uu tersayang
setelah bertahun tahun baru ku ketahui, setelah sekian tahun
*****
bandung, 8 Juni 2011