ketika sejuknya dihirup embun. seperti harum aroma, menyimponi setiap
derai selaksa mentari. kupunguti beberapanya, yang masih mewangi. kuta-
ruhnya di meja kayu usang, bertaplak larik huruf huruf. senyap ia candai
vas vas bunga. ia indah. bukan dari berapa mahal membelinya. tulus senyum
jadikannya mahal. hingga percakapan betapa cekam dibergidik tengkuk.
pun dedaun kering, berleluhur ia pada kebaikan semesta. masih emosi ia di-
terik yang terkadang berlompatan pada inginnya yang masih muda. ia pakai
namaku. ia tuliskan jemariku di telapak tangannya. syair adalah doa, menoreh
berlarinya keheningan hingga kapan jumpai lelarianmu.
*****
bandung , 2 Mei 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar