terduduk kita merundukkan getar. minum teh agak manis panas, dengan uap
mengepul. memagut seruputinya pelan, teramat pelan. kau dengan pekat kopi,
"seperti yang kau suka," katamu senyum dikukuh bebinar mata. ah sorot yang
acapkali kurindu. jejak seduhmu di bibir cangkir kopi. kubaca sebagai untaian
huruf huruf tipis yang senyap. helai pendek uban, bukan itu yang memulai rasa.
rasaku padamu. suatu saat kelak hingar. melilin redam gelap.
kasih membawaku jalan. menggamit telapakmu di jari jariku. hangat, sehangat
seduhan teh manisku. kasih ini sebentang kasihmu. rinduku sehampar rindumu.
jaga ia di setiap langkahmu. bagaimana, namun ? namun bagaimana? menekuri
tanya, pada jawab membuar asa. tunggu hingga beberapa depa musim semi. pun
di musim dingin, mantelkan doa biru. suluhkan ia di sumbu sumbu perapianmu.
ketika akan lelap, selimuti pijar relung. lantas bila pagi terbangun, tangkupkan
embun di segenap erat genggam. kasih kelak jalani tapak tapak kita. kukumpul
telah, merimbun pula rindu, tangan menyalak di kedatangan mentari pagi senja.
: padaMU, Tuhan kutitipkan, padaMU saja
*****
bandung, 23 Mei 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar