pabeziro, temanku pabeziro
semalam kau digelayuti mendung, bintang bintang muram
padahal esok masih lembar lembar akan kita lanjut tuliskan
kiriman catatan berjam jam lalu suntuk layu bagai keengganan
angin hembus, menderai derit diporakporandakan cemburu lalu
pabeziro, katakan dengan segala cengkeram kuku bijakmu
bahwa kesumat taklah mesti disulut percik zaman
pemaafan sudah tertanam dilahanbenak kan? atau kisah ber-
genderang bertalu dimonitor televisi yang rebak ditonton ibu -
ibu, anak anak muda sembari bercanda tawa dan mengobrol
telah dan masih meraut palung dengan relungnya
kelirulah aku bila tak segera beranjak seperti pagi tadi
dendang embun senyumi langkah gema, tapakku, mereka
jabat kening yang kesumat dinginnya melapangkan bebinar
binar debu berangin serta lembaran kertas tanah disela jemari
Tuhan beri segenap lapang berpagar harum helaan
*****
bdg, 27 Maret 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar