lengan mentari segera genggam binar langkah bumi
percik embun riakkan matahati hingga tak terbatas
adalah aku, terjentik oleh riah sepasang bilurmu
sedari lalu yang lelap, mengerjap buka kelopak pori
merindu kadang pekakkan dengar
langkah jari jari memicing bahagia memataair haru
bila nanti jendela menutup, sayang
pastikan salur indah telah beranjak mewarna
bila pun terbuka lagi jendela
deru tapakmu mengokoh deru dihangati mentari
merindulah pada Kekasih, IA Penguasa kita
jilidkan kisah menawan pengembaraan manusia jelata
dari jendela, sayang ... temu barangkali berpisah berdepa
hayat hayat kita belumlah menisan, sebab disini
dari jendela
*****
bdg, 24 Maret 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar