penelusuran dingin di cuaca panas, kita sebut: kemarau
seorang lelaki mendapati kelokan musim, hilir badai_ terbangku
acapkali debu tipis kedip, halau hantaman
kadang membulir keringat, di pori pori menebal kulit
ubun ubunnya asin membening, sembabnya usap bebiji
benarkah tumbuh cinta, pada lirih parau kecewa
lelaki pukau itu tertegun
ia jati _ daun daun jari melebar berotot kuat
dudukki sejuk rerumput, galau bebatu hembus dan sapa semilir
ada yang terkulai, ah esok akan nampak bebulir,
memilah kemurnian: buram terangnya, manis asin pun pedasnya
atau benda kekayaannya melipur depa pandang
senyap kugumpal pilinan hati, hingga entah 'kan terbang
menilik, menelisik diri di bebulirmu
ayolah, inilah adanya bumi kita
meluap doa kasih, meradang terjal di mekaran daya
oh wahai gerai angin, pada semampai ketangguhan
berbulan bulan lerai, hingga akar akar berucap jati pada dirinya
selalu menyayangi, menyimak ingat aku, selalu
oh wahai, bila guciku penuh, sampai segera aku ke sana
atau kelak jemputan di beranda
*****
bandung, 08 September 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar