ia remas kertas kata , sobek mengorek miris, kusut membesut
seharusnya tak lantas ia leburkan kecewa masamnya
beri, berikan padaku segera, sebelum lunglai aku
sebelum reranting, dedaun kata berguguran dipiuh petir
sebelum badai menampar kayu lembarannya
kau lihat, adakah kau lihat, terkepung pilu ini sedih
berulang kali keliru cetak gumamkan lembar merah: ia libur
dari berkutatnya jam dinas
bahkan dedahan tampilkan pesona dikeindahan denyar kuncup
pada sepotong pagi yang tak akan habis habisnya terbit
menarik dedaun rindui aroma embun ranum, aku terbang
kertas tersobek, gusar jalinan kata
beri, berikan segera padaku sebab mata binar
kuhaluskan kekusut, poranda debar kata terserak
hingga baca, jelas bentukan dari jendela pun pribadi pintu
siapa pun kenan mengeja dikesungguhan ucap , tak kian kusut
pilinan lembar menjernih ketik, telah usap setiap liku kemusut
*****
bandung, 07 September 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar