ketika syal senja membalut, menanti senyap diriuh bebulir tetesan gemilang bulan, hingga pendar langit senyumkan keindahan mimpi bumi, ketika itulah aku dilahirkan dengan senandung doa dan kerlap kerlip tasbih bebintang. orang memanggilku perempuan bertangan angin, bahkan bertapak bulan
lalu bagaimana dengan nadi impianmu? wahai, ia mentari yang tak habis habisnya kunjungi selasar bumi hingga ru-
mah kasih relungku
*****
bandug, 09-09-2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar