LELAKI DI MIMPIKU
puluhan tahun lampau kau melaut, di kapal angkatan laut
bukan kapal perahu yang kerap oleng diterpa badai seperti gambar ini
nahkodai jeruji laju berdebur hantam pasang surut gelombang samudera
namun tak berjilid kisah kau ceritakan sembari menyungging
senyum terawangi silam, betapa asin air laut menggulung
betapa asam terkadang manis dan ketar angin benua menyauh kabut
betapa landai dan kerikilnya daratan dimana kapal menambat
melepas tarian penat, mengidung lelana tembang
"itu dulu ketika Pap muda," katamu sunyi menelan silam
"betapa Pap kukuh dan sabar"
duduk di kursi, mengunyah buah kegemaran
telah kau makan pula sebungkus kupat tahu kesukaan
aku merindu senyum tua di pucuk mata hidungnya yang bergurat kerut
kau menengokku dengan kemeja biru, saat terakhir berkunjung
di bibir pintu, hanya disana saja pandangiku entah berseri atau datar
dengan kata yang tak kusimak, sebab tuturmu selalu pelan
aku di hampar sajadah sedang membeli buket bunga, untukmu Pap
kau memicingkan pelupuk
ujar akhirmu,"dengan siapa datang?"
...
lantas kau tertidur di empuk pembaringan yang lapang dan teduh
*****
bdg, 12 april 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar