p a r h a t u
seketika ku mengingatnya. ya, sekitar sewindu lalu ia adalah muridku.
ia terpandai di kelasnya. parhatu, ya parhatu. siswa cerdas yang terkilir
karena kertasnya dicorat coret suatu dogma muslim tak dikenal. barang-
kali kusam entah bagaimana sebab orang orang memperbincangkanmu .
lantas nasehat bercucuran luruskan kelok tempuhmu. tak kutanyai detail.
mereka yang berwenang telah sampaikan tangan bunga, bunga tangan
untukmu.
namun aku tentu bukan parhatu. terkadang terkilir, seperti orang orang
bila terengah berlarian tak tengok kiri kanan. atau bila bebatu nyempil di
ruak rerumput kering dan basah. sesekali kita lalui semak ilalang bukan ?
entah belukar lereng desa ataupun semak kota.
di mana kau kini, parhatu ? mestinya telah dewasa di musim detak kuak .
apapun, siapapun, bagaimana sibukmu kini? jejakmu tak kutahu. semoga
indah menapakki detik detik. sehingga pupuk pengetahuan menerusbaik
di kitab kitab esok. bila kau baca ini, parhatu, sampaikan salam sentausa
untuk teman dan sahabatmu. teman yang tak pula berduri . teman yang
membuat langkah menjadi damai. di lapang, di belukar lereng desa pun
semak kota. kerudung ingatkanmu bahwa Gusti Penyayang . kapan pun .
dentingkan doa menyapa angin. setia ia hilirkan mentari. pun bintang, ju-
ga bulan. sahabat bumi di reruntuhan debu debu komet.
*****
bdg, 15 April 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar