selasar siang, selinang bahagia
di ruang panggung yang massa
persuaan diri diri ragam rasa
dari bahagia serta murung kelam
kerlap kerlip merundung bayu
di sana, kanopi dingin yang awan
teduhi kita ditapak kata
selinang bahagia, berangkat dari murung
beranjak dari sujud lututlututnya
menapakki leliku aspal dan tanah gembur
dari bukit
dari gunung
dari desa
dari kota
ke kota
ke kotakota
di selasar siang, ia . . .
temani matanya hari, hari kata yang matahari
*****
bdg, 20 Januari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar