senja beralih bersideku ia menggapai bebulir . hening yang sunyi. serenade jangkrik
mulai kidungkan nyanyi alamnya, hingga putih jingga mengalur. entah bagaimana
ornamen guratkannya. huruf huruf menari, bertitik berkoma selinapi segala yang rasa.
buku ini buku itu akan menoreh apa apa yang pernah, sedang serta akan kumilikki.
setiap getar adalah anugerah indahNYA. setiap kekeliruan melipat bebatu rasanya,
helai helai adalah rindu. ia berkawan malaikat dengan sayap sayap kasihNYA. buku
bukuku, sayang ,, suatu saat nanti berlilin lilin kata untukmu, MU . hingga nafaskan
doa yang doa.
lantas ucap meriak panas takkan kudengar, hingga tak pula hanguskan lembarannya, tak
lebamkan, tiada lagi melubangi . kerikil umpat sangka bagai kerakal hunus. andai, andai tanganku dapat
membentuk lembar besi menjadi kostum , yang begitu saja mampu kulekukkan tanpa jilatan api, sebagaimana Daud as membuatnya, sebab beliau istimewa, maka barangkali balutannya telah kau kenakan. namun tak siapapun menyamainya. ia makhluk utusan. dan manusia jaman kini, dinegriku taklah gunakannya. kecuali kecuali, entah negri negri sana. sedangkan ini, tanganku, membolak balik lembar lembar berlilin. ia leleh sebab benderang sumbu.
dihela jeda menulisi buku lilin, kukunyah repih kue ringan juga kwaci, tegukkan minum teh juga kopi . berita tv serta catatan suratkabar. lalu menari nari gempita penaku. oh hidup! pohon pohon dirimbun dedaun tentramkan relung yang berpalung palung laju meriak. tak mungkin Kau salah sangka, Tuhan. tak pula salah ciptakan ku, ia, juga mereka. oh hidup, rindu ... kasihku ialah kau ayah bebuah hati, suamiku , menanglah tuk esok kita. lihat, tatap tataplah mata ku, ada kata berkata indah untukmu. temaram lilin lilin berpagar kertas dinding cintamu, cintaku . . .
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar