denting jendelaku, lantunkan untaian, puisi, cerpen dan pernak pernik kehidupan... *Bandung, West Java - INDONESIA
jendela nella s wulan ,
Kamis, 29 Desember 2011
MENYIMAK KERJAP
disetiap jarinya, buncah memucuk denting
tepian gemetar hingga berdentangan tetulang
hingga liku likulah alur geriap darah mendayung
pada kelahiran arus yang kerjap getar
berdepa depa alirnya terhirup dayung
memuncak pucuk bebintang
l u c u t i rerupa rasa
*****
bandung, 30 Desember 2011
Rabu, 28 Desember 2011
PETA
wadahi dedaun untuk beranjak teduhi pejalan kaki
di taman kilau senyap, tempat dada lirihkan degap
betapa penghujung ini disambut nyala nyala api , meruak
matangnya derakkan reranting, semilir angin, tulang daging
api dipelukan batang pepohonan, menyalak nyala, berebut
PENGHUJUNG 2011
rerupa isi : pepel, kisut pun layu, aneka rasa: masam, pahit, manis,
pedas menerus tebar di bongkah lapang. menelannya kadang cekat
dan berbagi teguk hingga lolos ke dalam. lidah tak bohong, ia ucap
bila itulah yang dirasa, takkan pedas ia ujar asam. tak pula asam_ ia
ujar manis, apa adanya lucuti rerupa rasa.
telah hampir tuntas berjalan di tahun ini, tetap ayunku, dengan
ragam kata dari tiga ratus enam puluhan hari yang terlewat. ada bisik-
an, tawa canda, tawa ragukan, duga, bahkan jeritan tak berdasar. acap-
kali kudiamkan. bahwa yang keliru akan tersadar jika ia keliru sangka.
ketukan ketukan berlarian, dilompatan batu batu hampar. betapa
kian bebau harum, anyir juga getar telah hidang di meja lalu. masih
senja berbaris disekian pagi. mentari dengan tulus songsong hangat
senyumnya. dari cengkeram embun yang cakarnya memucuk denting.
*****
bandung, 29 Desember 2011 ( 08.25 wib )
Kamis, 22 Desember 2011
RETAK CAWAN IBU
namun tak punyaku
cawanku kering, bu,
telah teramat lama
tak mengisakkan bebulir
*****
bandung, 23 Desember 2011
Senin, 19 Desember 2011
MOHONKU
tatap terbang daun basah rebahan di kelopak bunga, kusapa,
t a k k u t a n y a , meski tak lainnya tempati ada
ini retak genggam, Tuhan
lindungi
*****
bandung, 20 Desember 2011
Kamis, 15 Desember 2011
TERKASIH, IBU
SEBAB ESOK TAK BERTEPI
Selasa, 13 Desember 2011
LKETINGA
MENIT MENIT
menekuri menit menit _ ialah tatapan, menyimak, menciumi, rasai tapak tangan, kaki kaki serta wajah wajah
adakalanya tersandung bebatu kerikil. dihentak pontang panting debu debu. atau buncah teriakan dari tepuk tangan. jernih bebulir melangka, dari langkah tungkai. bisa dilihat, bila kemarin lalu gemuruh acungan jari jari, dari hari ke hari susut. rerupa sebab entah sungkan kupahami. sekian lesat menit menit untuk tegak tetulang serta daging darah. ingin kucium
bahagia sejati _ padamu, semoga merdu senandung doaku.
*****
bandung, 13 Desember 2011
Minggu, 11 Desember 2011
R I N D U
kukira degam senyap jantungmu _ jadi pagi dibilik jendela
*****
bandung, 11 Desember 2011
Kamis, 08 Desember 2011
LAVENDER
diam diam senja melantunkan serenade lavender, untuk malam khusyuk tak
bernyamuk. ia, isyarat hidupnya malam, bila temaram tak aromakan lavender,
tumbuh kepaknya merupa leliku keresahan lelap. seperti tak lelapnya bebera-
pa hari, ketika mata tatap pandang, ia perbincangkan kata sunyi. telingamu ,
telingaku entah saling menyimak apa. huruf huruf bertebaran, tandai kisah
kisah yang telah pontang panting berlarian. tapi syukurlah, jendela dan pintu
hati bumi merindu syahdu. urai setiap pintal benang kusut. kasih telah la -
pangkan untaian. cinta dan damai, merupa lorong indah. mewangi ketika se -
jumlah tapak tapak melangkah dan saling genggam lavender hati. lilin lilin se -
ketika rampak menyuluh. pucuk pucuk nyala, mengobar hangat. dinding lorong
memiuh, semburat api pun toreh di pipi dahinya.
lavender mekar, tepiannya rerumput ilalang. gapai angin, untuk turut terpercik
harum. ia melantun anggun, penuh cinta, menghenyak penyimak. lalu, lengan
lengan masih terayun diaroma lebuh genggaman. diam diam ingin kubaca tubuh-
mu, tapi siapalah aku. hanya penyuka apapun yang harum, terlebih bila itu tang-
an tangan dan kelopak mata. sertamerta aku padamu. kemudian senja beranjak
malam, percayai diri mereka baik. embun esok masih membulir. ia, selalu jernih.
begitupun senyum, doa dan bahu lengan tegarmu. kukuh menghirup binar
kelopak.
*****
bandung, 08 Desember 2011
HUJAN HUJANAN
"ayo lari !" teriak seorang temanku berpayung _ mengajak kami
bersama, setelah dering bel siang, usai menyimak, menekuni buku
pelajaran di ruang kelas. berebut mencari pegangan payung,mes-
ki hanya payung kecil tapi tetap berbondong bondong kita serbu_
aku dan teman teman SD Pleburan, bertahun silam. celoteh riang,
teriak, cekikikan sebab menahu hanya berdua saja yang dapat di-
teduhi layarnya. teman teman saling senggol, beberapa terjerem-
bab jatuh. seseorang terduduk di tanah becek, rerumput lumpur,
dengan kubang sana sini. kita tertawa, walau ia teriak. seorang te-
man ulurkan tangan, ia terbangun dan masih berbasuh cipratan lum-
pur dari langkah teman teman di depannya."sudahlah, dengar lagu
merdu alam dengan segala basah ini," ucap lirih seseorang.
tertunduk tunduk kita berpegang tangan, walau tahu, hujan tetap
menderas guyur kepala. beriringan menarik popop, sahabat pandai,
yang selalu dibekali payung oleh mamanya bila tiba penghujan. kita
injak rumputan lumpur, ada sukacita dari cipratan kubangnya. saling
ejek, saling dorong dengan hujan sepanjang jalan menuju rumah.
bila kendaraan lewat, habis sudah basah hujan oleh becek lumpur.
tak ada yang marah, hanya umpatan lucu dan ketawa hahahihi yang
terlontar. beberapa hari selalu begitu. dengan teman teman, hujan-
hujanan. menikmati deras pergumulan awan, yang mungkin merupa
tangis pilu atau bahagianya langit. pun petir, sesekali membahana. "itu
suara sang raksasa batuk!" kata seorang temanku dengan serak, sebab
beberapa hari kehujanan. hujan tak membiar kita dicengkeram tangan
sunyi, sebab perbincangan rintik pun kelakar usai basuhnya, terkadang
jingkatkan bebulu remang.
*****
bandung, 08 Desember 2011
Selasa, 06 Desember 2011
GEMPITA
Minggu, 04 Desember 2011
PEMETIK
UPACARA SENIN
di negeri pagi, berawal pekan derap topi, dasi, seragam ,
kaoskaki dan sepatu hitam. sebab upacara, sepatu mestilah
hitam, bukan merah jambu atau kuning lembayung. sepagi
mungkin ayun langkah ke sekolah, menimba ilmu, bermeter
meter tali tambang gelantung di besi langit langit ruang kelas.
untuk raih benak dengan isi isi keindahan yang bermanfaat.
ritual senin
siswa berbaris, pengajar pagi dan pendidik senja berjajar di
depan. bersama di lapangan, menatap tiang bendera yang
tarikannya ke ujung tiang, rindingkan bebulu kuduk di semilir
rindang pepohon sekitar. agar kekuncup daun dan bebunga
tak tumbang.
penghormatan awal, pimpinan pasukan kepada pemimpin upa-
cara. pembacaan pancasila diikuti peserta upacara. pengibar-
an bendera merah putih dengan merdu: indonesia raya oleh
aubade. pembacaan doa. sajian isi petuah, nasehat, motivasi
bagi peserta didik. nyanyian lagu nasional yang hentak. peng-
hormatan akhir. peserta tetap di tempat, pembina memberi be-
berapa pengumuman demi kebaikan dan lancarnya pendidikan.
tetunas bangsa, dipupuksiramkan untuk serap ilmu pengetahu-
an. di sekolah berkelas kelas juga sekolah alam yang gerai ane-
ka macam budi pekerti. hingga dewasanya jadi kebanggaan
sang ayah bunda, handai dan taulan. hingga kelak, bila tiba
masa, malaikat memetik bunga dan bebuahnya.
*****
Kamis, 01 Desember 2011
KELINDAN RISALAH
hidung, dengan senandung wewangi cerna
kening, dengan endapan sapa, tutur dan rasa yang selalu pagi, tak hendak
merajuk pada malam bebintang, tuk segera menyingkap tirainya
karena akan hadir masa di mana urai segala untaian rindu