RINTIK MUSIM, GELITIK
apa yang lantas diragu? setelah berbulan bulan terik menampar, langit tropis kidungkan nuansa bening. bisa, kau bisa membasuh dan mencuci tanganmu dari keheningan rinainya. hingga berlompatan dedak debu, hingga telapak mengayun merdu. tibalah masa letup ,
letup debar semesta. parade bunga bunga bumi. berpagar arak lengan tungkai kekar. darinya mengakar aroma tanah. hirup, hiruplah
dengan helaan halus layaknya dibelai serenade malaikat. kau simak, terompahnya jinjit jinjit. selendang jingkatnya masukki podium. merintik sejuk, setelah ketuk pagar peng -
hujan, jadi kilau pandang. bergelang kaki cipratan lumpur becek. rintik musim, musim gelitik!
ragukah kini, alam saling jabattangani relung siapa siapa saja kita. tiada pilahan engkau yang biru, merah, jingga, ungu, coklat ataupun
mengibar hitam. yang kering disepoi bunga hias jari dan hati, bahkan yang basah berpayung di kecipak keluh dedaun ranting. pedih mungkin, dari makian kelakar deras yang runcing anyir. gejolak mendidih rintih, lubang lubang disela rerintik. tapi senantiasa indah ia, diburam hingga cerlang langkah lurus dan lusuh. setelah berbulan bulan terik menampar: tiba rintik musim, musim gelitik!
*****
bandung, 01 November 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar