berbincang dan berpayung
kau sahabat kecilku, termenung. selalu menjemput bersepeda
ke sekolah dasar. teman teman memboncengkan sahabatnya
pula. kita berkelompok membuat pr. di rumahku, irma, iin, roni,
fihar, nur atau terkadang retno juga di rumahmu, termenung.
di kelas tak pernah kita sebangku. namun begitu dekat. bila ko-
boy kelas menggangguku, kau ke depan membelaku. kau selalu
melamun, itu sebab kusebut kau 'termenung'. teman teman kita
tak tahu. aku tahu walau pendiam, kau bernyali. kau sering di -
am diam menatapku dari bangku kayu kelas. pensilmu banyak ,
karena kau suka melukis. aku sering meminjam pensil padamu.
namun tak pernah kau minta pensilnya. ada satu yang kutaruh
di tempat pensilku. untukku, katamu dulu.
suatu sore kita jalan ke warung. hujan taklah deras, namun kita
diam berjongkok melanjutkan obrolan. berpayung di lengang ja-
lan bertanah liat. aku senang mendengar dongengmu tentang ka-
kek nenekmu begitu pula sahabatmu di kota tempat tinggalmu du-
lu. kita tertawa berdua. gigi taringmu hitam, juga ompong. gigiku
juga. kita senang permen poprock, kembang gula yang melonjak-
lonjak koprol di mulut. tak usah digigit dan dikunyah. ia meletup -
letup. beberapa kali kita berpayung di jalan ini. berjongkok bertu-
kar cerita. obrolan ringan dan sejuk. hangati guyur rerintik hujan.
obrolan kanak kanak dengan kelakar.
kau ke vihara setiap minggu, termenung. masihkah rajin kau kun -
jungi tempat peribadatanmu kini, hingga kini ?
*****
bdg, 1 Maret 2011